Recently, I’ve been having this issue with my body odor and hair loss — my apologies if this is TMI 😅 I’m REALLY self-conscious about my body odor, and that’s the reason why you might see me slightly hunched whenever I’m in the crowd (which resulted with bad posture.)
I tried some brands, and it usually went pretty great for the first couple of months then womp-womp the next. Then, I saw some IG ads about deodorant creams. These products usually presented as organic, environmentally-friendly, aluminum-free, sustainable product.
I personally have lukewarm feelings about organic and sustainable lifestyle. Please don’t get me wrong, I LOVE the idea (although I feel organic products tend to be really expensive 😅) but I don’t think I’m a good suit for the lifestyle. It takes commitment for that, and I feel that I’m way too “sinful” (???? I can’t find the proper word for it) to have organic and sustainable lifestyle (I’m still using plastic bags and cotton pads and tissue paper I’M SO SORRY.)
ANYWAY. So there’s this organic and sustainable lifestyle-store nearby my place: The Hive. They have been around in my area for quite some time, but last Tuesday would be the very first time I entered the store.
You can see lots of jars and bottles there. They sell things in bulk and you can ask the store staff to weigh the products and package it for you — and it’s encouraged for you to bring your own containers for the product. Other than environmentally-friendly products (yep, metal straws and lunchboxes are there,) they also sell food stuffs such as peanuts, legumes, lentils, and even flour. I think they also sell eco-friendly honey and chocolates? I need to check later on.
I’m actually pretty hyped to see almonds on the store. The pre-packaged almonds that usually widely available on minimarkets are the ones with flavors. I’m actually okay with that, but I found myself the salt and the sugar are bit too much (since I changed my eating pattern, I found my tolerance to sugar and salt changed too. More on that on another blog post.) So to find something still “raw”/unseasoned is pretty nifty. I can add the seasonings based on my preferences.
I chatted with the store staff about deodorant and soap bar products. I’ve been curious about soap bars (watching TikTok videos of soap bar makers cutting their soap starting to rub off on you) and so far, I never had any success with comercially-available soap bar. It’s always too dry and makes my skin itchy.
The store staff suggested me to use their organic product; they mentioned that some of the ingredients are coming from Europe but the products are produced locally in Malaysia. Now this, is actually one of my concerns about these organic eco-friendly products. How actually eco-friendly are they? Some brands are boasting how their ingredients are coming from other countries while the country that they are located might have the ingredients available.
(I think I better stop now before it starts another debate.)
So the store staff suggested me this product.
The deodorant cream is not an anti-perspirant, so you can still see sweat. But honestly, for me, that’s normal. I mean, hey, perspiration. We humans need to get rid of excess water and toxins out from our body, not forgetting the fact that it’s our body’s way to cool down our temperature. That’s the whole point of perspiration.
But so far, I’m pretty impressed! My body odor going super weird when I got stressed, and with my line of work, stress is daily-basis. I’ve tried it for 2 days and I’m so happy with the result. The deodorant’s scent is bit peppermint and herbal-y.
Speaking about stress, I also bought this because I’m a sucker for well-being products.
“Concentration and serenity.” Might need to light the candle when I started to go (ノ ゜Д゜)ノ ︵ ┻━┻ during my day.
I also finally caved in — if you know me, this shouldn’t come as a surprise. I’m sold at everything. EVERYTHING — to the shampoo bar.
(The soap is already cut in half. I cut it to make it lasts longer.)
The soap’s name is ‘The Mane Event’ by Kindersoaps. I should admit, one of the reasons why I wanted to try shampoo bar is because of Milanonna.
First time I tried it, my hair feels… Weird. It feels bit sticky/waxy, and I thought it might be because my hair is cleaned differently; and it seems I’m on the right track: Shampoo bars and the transition period.
I’m on my second wash, though, so I still can’t tell the whole differences — but so far, I’ve been liking it. The shampoo bar can be used for body and face too, so being a cheapo, I’m like, “HELL YES.” It didn’t sting the eyes too much either.
What I can see the stark difference, though, is when I use it for my face. It looks really clean, and I don’t feel the dryness/the skin being pulled-feel after my shower.
I’m not sure if this will be my entrance to organic, eco-friendly sustainable lifestyle, but if it did, I’m glad that I try some. It’s still a long way, but I hope we can start somewhere. I personally really like the idea of bringing your own shopping bag for grocery shopping and I’ve been doing that for quite some time (shout out to my sister for introducing me to the habit.)
(Bok. Lagi pengen banget akun Premium atau Business-nya WordPress, bok. Hamba pengen banget punya blog pake domain .blog, bok. BELIIN GW DONG PLIS //meminta-minta)
Temans, kalian ada ga yang selama ini badannya ga ada masalah mendadak kok ternganu-nganu?
Jadi gw kan selama ini baik-baik aja ya kulitnya. Bisa dibilang kulit badak, malah. Lalu bulan lalu, mendadak jari tangan gw — jari manis dan jari kelingking — tangan kanan gw jadi keriiiing banget. Keringnya itu KERING PARAH. Langsung mengelupas hebat sampe lecet dan perih. Itu sampe dua jari ga ada sidik jarinya.
Asli gw bingung kenapa deh. Sebenernya gw curiganya itu bisa jadi karena sabun sereh batangan yang dikasih nyokap (soalnya dari industri rumahan yang gw, jujur aja, ga terlalu yakin ada nomor BPOM-nya atau nggak dan melalui tes dermatologis atau nggak,) atau karena emang lagi sial aja — gw orangnya rada hipokondriak/hypochondriac. Punya kekhawatiran berlebihan akan kuman (rada absurd karena sebenernya gw ini orangnya jorok) jadi gw sering banget nyuci tangan gw. Nah, sabun cair itu kan sifatnya secara umum itu bikin kering karena mengandung sulfat, jadi mungkin macem kulit akhirnya tumbang juga pertahanan jadi kering gitu kali ya?
Ada juga yang bilang kalo reaksi kulit kaya gitu — flare ups, eczema — bisa jadi karena stres. Itu juga gw setuju sih. Gw punya eksim di belakang telinga gw. Kalo gw udah stres, woelah, itu bisa kering banget kulit sampe ngelupas. Eksim itu beda dengan panu atau jamuran lho ya. Ga menular sama sekali. Murni itu reaksi kulit. Sama kaya kerang nautilus yang retak kalo kena tekanan (BEDA HOY!)
Nah, ini kondisi jari gw nih. Ini udah mendingan banget nget nget dibanding sebelumnya selepas gw pake krim tangan (dibahas selepas foto ini.)
Itu keliatan kulitnya ada yang masih ngelupas — dan minggu lalu, itu ngelupasnya parah banget sampe berdarah. Sebenernya sekarang pun masih, kalo gw lupa pake krim tangan atau selepas mandi.
(BTW, kuku gw napa jorok bener ya hhhh. Potong kuku abis ngeblog ini ah.)
Begitu kulit gw mulai ngaco gitu, gw langsung ricek ulang semua produk yang gw pake. Body wash anti bakteri gitu langsung gw ga pake — soalnya sifat body wash anti bakteri itu juga bikin kulit kering. Sebenernya nih, body wash itu secara otomatis bikin kulit kering. Malah sebenernya mereka itu bukan sabun.
Nah lho, bingung? Coba aja cek kemasannya, ga ada yang ngeklaim “sabun” lho. Selalu “body wash“. Kalo sampe ada yang klaim sabun, patut dipertanyakan dan bisa dianggap menipu konsumen.
Jadi gini, sabun itu sebenernya lemak yang dicampur… errr, kata ‘dicampur’ kurang tepat. Salah banget malah. Jadi aslinya itu ‘hidrolisis’ — hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Asam lemak yang gandengan dengan natrium atau kalium itu lah yang disebut dengan sabun.
Ada yang pernah nonton film ‘The Fight Club’ karya sutradara David Fincher? Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Chuck Palahniuk itu ada adegan si Tyler Durden nyolong lemak (manusia) dari klinik kecantikan liposuction/sedot lemak untuk kemudian lemaknya itu dijadiin sabun.
Sedangkan ‘sabun cair’ yang nama aslinya body wash itu sebenernya adalaaaaaah…
Deterjen.
Sudah ada pergeseran makna di masyarakat, kalo deterjen itu ya Rinso, So Klin, dan kawan-kawannya. Tapi rata-rata agen pembersih yang kita pake sehari-hari itu, ya body wash itu, masuk ke dalam kategori deterjen. Kenapa? Jadi deterjen ini adalah gabungan beberapa senyawa yang memudahkan proses pembersihan.
Bedanya dengan sabun apa dong? Kan sama-sama bersihin?
Gampangnya — JIEEE GAMPANGNYA. KAP, MASIH INGET KIMIA JAMAN SMU APA GIMANA NIH KAP. BUKANNYA CUMA INGET MANTAN GEBETAN? — kalo sabun itu PASTI mengandung NaOH (natrium/sodium hidroksida) atau KOH (kalium/potasium hidroksida). Deterjen? Nggak.
Nah, deterjen itu biasanya mengandung SLS atau SLES (sodium laureth sulfate) yang fungsinya itu ngebanyakin busa. Busa ini penting dalam produk deterjen karena membuat agen pembersih menyebar lebih luas. Kaya gini deh, gini: Kalo lu pake body wash, cuma seciprit bisa buat sebadan kan? Nah itu karena busanya banyak. Produknya tersebar lebih merata.
Kandungan sulfat ini lah yang biasanya jadi pemicu utama kulit kering. Kenapa? Saking efektifnya membersihkan, sampe kelembapan kulit pun keangkat pula.
Jadi gw akhirnya pake merek St. Ives body wash yang varian Oatmeal — emang spesifik untuk kulit kering. Lumayan menolong; dan emang keliatan, begitu gw pake body wash anti-bakteri, langsung itu meradang lagi kulit.
Tapi pas itu masih suka kumat. Udah lah katanya kulit langsung retak gitu karena stres, ini ya gw stres kenapa kulit gw stres gini kan. Gw coba pake lotion Vaseline, oke lah, lumayan membantu. Tapi tetep aja krak krek krok tiap pagi. Anehnya, krim Lucas Papaw ga membantu sama sekali! Aneh banget! Padahal Lucas Papaw itu canggih banget buat bibir retak-retak dan kering.
Lalu gw ngeliat iklan ini dong di Youtube.
Pas bagian “my skin would crack so badly and I would lose all my fingerprints” itu gw langsung macem, “OMG I’M WITH YOU SISTAAAAA!” Itu Michelle kayanya semua jarinya yang kulitnya meradang. Gw yang cuma dua jari aja riweuh, apalagi dia, huhuhu.
Penasaran kan. Minggu lalu, hari Minggu tepatnya, gw di Guardian nyoba nyari produk Dove DermaSeries itu. Iya sih ya, macem kemakan iklan.
Nemu, dan ternyata Dove DermaSeries itu juga ada dalam bentuk body wash, body lotion, hand cream, dan balm. Harganya lumayan di atas rata-rata varian produk Dove yang lain. Bahkan beda jauh. Kalo Dove varian biasa itu body wash dengan ukuran 550 mL harganya RM 13.11, Dove DermaSeries body wash ukuran 467 mL itu harganya RM 55.94.
Gw beli hand cream aja. Ga sampe yang lain-lain, soalnya ya itu — mahal. Untuk body lotion gw juga lebih condong ke Vaseline. Vaseline yang coklat/cocoa butter itu nah, melembabkan banget. Teruji lho. Waktu gw hamil, gw pake itu di perut kan. Perut gw ga ada stretch mark sama sekali sampe ditanya dokter kok bisa, hahaha.
Harga Dove DermaSeries hand cream ini RM 35.84. Untuk klaimnya yang katanya fragrance free, non-sticky dan teksturnya ringan, ini sebenernya menarik.
Jadi tekstur memang ringan. Gw sempet ngira namanya juga krim tangan kan, biasanya teksturnya itu padat dan kental. Ternyata ringan, malah lebih mirip lotion.
Pas dipake, kesan pertama adalah… Licin. Licin banget, malah. Ada butuh waktu semenit di gw untuk produknya itu menyerap sempurna di tangan. Gw malah ngeri waktu abis pake krim itu lalu megang cangkir kopi, takut cangkirnya ketlisut di tangan gw, hahaha. Bisa jadi rasa licin itu dari gliserin.
Terus baunya itu kaya bau… Ragi? Hahaha. Kaya bau-bau adonan roti gitu deh. Tapi ya gw yakin bukan ragi lah ya. Kaya bau-bau krim obat dari dokter kulit gitu deh. Tapi baunya cuma ada pas dipake. Ga lama juga ilang itu baunya, jadi ga mengganggu.
Nah, selepas pake krim tangannya itu, jari gw berangsur membaik. Gw sendiri make krim tangannya lumayan sering. Pokoknya selepas gw cuci piring dan cuci tangan deh, gw pasti ambil krim sedikit lalu oles-oles ke tangan. Nah, hasilnya ya kaya jari yang gw tunjukin di foto di atas. Jauh mendingan dalam waktu 2-3 hari. Gw juga banyakin minum air putih — apalagi kalo gw kelar minum kopi.
Sebenernya ini krim tangan pertama gw. Gw cenderung ga percaya dengan gimmick macem krim tangan karena buat gw lebih kaya “body lotion yang dikemas di tabung lebih kecil aja dan dijual dengan harga yang lebih mahal aja.” Tapi gw ga nyesel beli krim tangan ini. Gw pake juga di siku dan lutut, hasilnya juga kulit gw jadi lebih baik.
Buat yang kulitnya mendadak kering dan meradang, varian Dove DermaSeries ini mungkin bisa dicoba. Eh, ini bukan iklan lho ya. Kalo iklan, gw udah pasti akan tulis di awal — TAPI SAMPE SEKARANG BELUM ADA TUH GW DIMINTA REVIEW PRODUK BUAT IKLAN MAU DONG MAU KIRIMIN GW LIPSTIK SETRUK YA HALO L’OREAL HALO CANMAKE HALO REVLON HALO INNISFREE HALO FENTY BEAUTY. Kalo ada yang punya rekomendasi krim atau pelembab khusus kulit kering merek lain, monggo banget dibagi infonya. Gw sebel aja sih kenapa ya produk untuk kulit kering dan sensitif itu mehel-mehel ya, huhuhuhu.
Apakah gw akan beli lagi? Kalo belum ada alternatif sebagus ini dan kalo gw butuh lagi, ya gw akan beli lagi.
Soalnya gw lagi ada impuls belanja-belenji; dan biasanya kalo impuls begitu mendadak nongol, sebabnya itu karena gw bosen atau stres. Impuls gini bahaya buat gw karena jadi bikin belanja ga jelas yang gw yakin juga ga bakal kepake. Nah, biasanya kalo udah ngerasa impuls gitu, gw suka ngeliatin brosur Oriflame atau ngerapiin make-up gw, hahaha. Abis itu rasanya seneng dan lega, ga hanya makeup juga rapi, tapi juga impulsnya ilang.
Jadi selepas gw belajar mengenai perawatan kulit, ngenalin jenis kulit dan kebutuhannya, sama belajar produk-produk perawatan kulit beserta 10-Steps Korean Skincare, gw modifikasi perawatan kulit gw.
Nah, pendahuluan dulu ya: Kulit gw ini kulit kombinasi dengan gaya hidup yang banyak di dalam rumah, kalau tidur malam menggunakan AC, usia di atas 30 tahun, kecenderungan berjerawat minim.
Nah, saat ini gol gw adalah menjaga keseimbangan kulit gw, karena usia gw udah di atas 30 tahun. DULU gw memang kulit kombinasi cenderung berminyak, tapi makin nambah umur itu kulit makin mudah kering.
Ini untuk perawatan kulit dasar. Gw memutuskan nggak pake toner dan essence karena saat ini gw butuhnya cukup tiga ini aja. Gw hidup di lingkungan tropis dengan kelembapan tinggi, dan ini ngaruh karena kalo lu hidup di lingkungan yang memang udaranya kering (seperti pegunungan,) itu ya butuh tambahan pelembab seperti toner atau essence — dan kalo kulit lu memang jenis kulit kering, ya otomatis butuh.
Faktor lainnya adalah, gw… Malas.
Maaf banget, huhuhu, soalnya kalo berbotol-botol gitu gw yang ga telaten. Jadi gw mutusin gw untuk toner dan pelembab darurat itu pake Bio-Essence Miracle Bio Water — semacem spray air mineral. Biasanya gw semprot ke muka dan rambut (karena rambut gw kering banget) sebelum pake make-up.
Dilanjut dengan serum Innisfree Green Tea Seed Serum. Ini gw cocok banget karena ringan dan sifatnya itu nourishing. Ningkatin kadar air di muka.
Abis itu, pake Olay Moisturising Cream. Gw pilih krim (bukan lotion) karena kompensasi kemalasan gw ga pake essence dan toner, hahaha. Jadi yang langsung melembabkan weh. Nah, gw suka sama Olay ini karena memang selain merek drugstore yang gampang ditemuin di mana-mana, juga karena teksturnya pekat tapi nyaman dan ga lengket di muka. Kaya adem gitu lho.
Berikutnya sunblock Biore UV Face Milk. Agak beda teksturnya dengan sunblock biasa yang lebih sering pekat, Biore UV Face Milk ini teksturnya ringan dan cair banget. Ini biasanya gw pake kalo memang bakal seharian di luar ruangan kaya kalo jalan-jalan ke taman atau kebun binatang sama para bocah. Kalo lagi sehari-hari biasa aja, paling pake BB cream aja, hahaha. Soalnya di BB cream udah ada SPF juga.
Nah, untuk base makeup, gw biasanya pake Wardah BB Cream (Wardah ada di Kuala Lumpur lho! Tersedia di Watsons!) Kalo mau ada acara atau lagi rajin (???) pake Maybelline Fit Me Foundation. Paling enak kalo pake foundation atau BB cream ini sambil nepuk-nepukin tangan ke muka dan agak diteken, jadi kaya mastiin foundation atau BB cream ini bener nempel, hahaha. Soalnya gw ga pernah bisa pake foundation dengan kuas atau Beauty Blender/spons. Ga tau kenapa ga bisa aja. Kaya susaaah gitu, terus gw yang medit sih ga rela liat foundation banyakan nemplok di spons ketimbang muka gw.
Nah, ini P3K, hahaha. Jadi aslinya gw beli Lucas Papaw ini waktu Rey bayi masih suka banyak eksim kan di badan dia. Lucas Papaw ini super melembabkan dan untuk kulit bayi yang masih sensitif banget, Lucas Papaw ini cocok.
DAN MEHEL.
Sebel gw. Makanya cuma jadi P3K, hahaha.
P3K apaan? Bibir kering dan pecah-pecah. Suka kejadian kalo gw males minum air putih atau kebanyakan ngopi. Langsung dah tuh blaaar bibir pecah-pecah, belum lagi hobi gw ngopekin kulit kering di bibir kan. Nyos langsung berdarah.
//mohon jangan ditiru
Lucas Papaw ini suka gw pake malem sebelum tidur, lalu gw diemin sampe pagi. Jadi kaya lips mask gitu deh. Kadang gw pake juga sebagai base pas make makeup. Jadi gw pake duluan, lalu gw pake dah krim muka belelelele segala macem. Pas mau pake lipstik, diapus pake tisu, lalu pake lipstik.
Nah, Neutrax ini minyak kelapa produk lokal Malaysia. Sebenernya ada banyak variannya, dan gw milih varian dengan Argan Oil ini. Soalnya gw mulai kepikir, ini kulit gw mulai masuk ke mature skin. Mulai ada isu di kelembapan kulit, jadi walopun kulit gw jenisnya kombinasi, tetep ada kemungkinan kulit kering. Neutrax ini gw pake malem sebelum tidur. Cuma ini aja, udah, ga pake yang lain. Soalnya ini kan minyak ya, takutnya kalo ditambahin yang lain jadi komedogenik.
Nah, masuk ke dekoratif hyuk~
Kalo kata beauty blogger bule, “hitting the bottom pan,” hahaha. Maybelline Fit Me Pressed Powder. Lini Fit Me ini cocok banget di gw dan juga pilihan warnanya banyak.
Sebenernya sebelum heboh Fenty Beauty dengan pilihan warna yang banyak banget, Maybelline udah ada lini Fit Me duluan. Cuma kalo Fenty Beauty itu masuk ke pasar Asia kan hakdush SEMUA 40 warna masuk ya. Nah, Maybelline dengan pola pikir konservatif kolot ala para angmoh L’Oreal yang nganggep “putih itu cantik lol” cuma masukin beberapa warna yang merupakan warna terang. Fenty Beauty masuk ke pasar Asia yang sangat koaya roaya dan potensial tambang duit dengan naro warna-warna gelap yang, HELO, ADALAH WARNA SEBAGIAN BESAR KULIT ASIA? GA SEMUA DARI KAMI INI BERKULIT PUTIH PORSELEN? DASAR ORIENTALIS. NGANA PIKIR KULIT ASIA TENGGARA DAN ASIA BARAT ITU GIMANA HAH?
“MAU LU APA, H A H ? ?”
Liat Fenty Beauty sukses besar gitu, kebakaran jenggot lah para penggede industri makeup. Langsung keluar dah itu pernyataan, “oh kami juga peduli dengan kulit gelap koook!” Pret.
Bagusnya, ini memaksa industri kecantikan Korea untuk berbenah juga. Industri kecantikan Korea juga lumayan, hmmmmmmmmmmmmm, terbatas. Biasanya warna foundation itu malah cuma dua. Putih, dan putih banget. Kan kurang hokya gitu ya. Nah, ini gw baru liat kalo Innisfree mulai ngeluarin foundation dengan warna yang lebih beragam. Belum sebanyak Fenty Beauty atau Maybelline Fit Me, tapi untuk langkah awal dari industri kecantikan Korea yang selama ini “PUTIH ITU CANTIK”, patut banget dapat aplaus.
Bahkan mulai ada lho, beauty vlogger Korea yang berkulit gelap! Kyaaaa, kyaaaa, gw seneng banget!
JELLA-UNNI, AI LOP YU PUL.
Nah, gw penasaran deh ini untuk industri kecantikan Jepang gimana. Selama ini liatnya yang lebih progresif itu Korea untuk jualan ke luar, sementara Jepang lebih ke, “ya kalo lu gamau ya udah, banyak yang masih mau sama gw LOL.” Padahal ya namanya juga dagang yaaa. Ini Shiseido sampe mangkas banyak lini produk mereka dan re-launch perusahaan dengan imej baru lho.
Bilang lah ini politically correct atau SJW-nganu, tapi gw sebagai cewek LELAH BANGET BOS liat foundation warna ga sesuai atau setengah mati nyari warna yang jarang banget ada dan sekalinya ada mehel bener bikin termehek-mehek. Cantik itu sakit TAPI GA GINI JUGA INI MAH NGAJAK NGELUT NAMANYA.
DAN GA USAH NGOMONG, “GA USAH DANDAN AJA, KAMI COWOK SENENG KOK LIAT NATURAL.” KELIYAN YANG GA BISA BEDAIN MUKA BENERAN GAPAKE MAKEUP DENGAN NO-MAKEUP MAKEUP LOOK DIYAM SAJA KELIYAN DIYAM.
HIDUP FENTY BEAUTY. HIDUP MAYBELLINE FIT ME. MERDEKA.
Oke, balik ke obrolan.
Lanjut~
Eyeshadow~ Ihihihi. Dua dari Innisfree, lalu City Palette dari Maybelline (pojok kiri bawah), dan yang ijo itu dari Wardah. Yang Wardah gw beli pas mudik lalu, soalnya warna eyeshadow Wardah di KL ini yang masuk terbatas.
Nah, ini eyeshadow cair dari EGLIPS (tersedia di Watsons Malaysia,) merek Korea. Gw suka teksturnya. Awalnya kerasa berat, tapi abis itu ringan. Glitter-nya juga ga terlalu ganggu/nyulek-nyulek mata.
Ini Innisfree No Sebum loose powder. Dipake setelah foundation supaya kulit ga berminyak. Gw pribadi jarang make, kecuali kalo ada acara penting, soalnya agak riweuh gitu sama bedak tabur. Suka berceceran kan.
Nah, ini lipstik. Lipstik matte, yang… Gw sebenernya lelah sama tren lipstik matte ini. Di gw, bikin gw keliatan tua dan sangat serius. Tapi Maybelline Color Sensational Powder Matte ini BAGUS. Malah ada yang bilang ini macem dupe/jiplakannya Dior Diorific Mat dari segi tekstur. Nggak bikin kering, ringan, teksturnya yang kaya bedak itu lembut, dan warna yang nude-nya bagus, ga bikin muka pucat. Untuk warna, gw biasanya nyari warna itu warna nude dan dark red. Dua ini favorit gw.
Ini lanjutan; lipstik Essence Ultra Last Instant Color dan lipstik Tarte. Tarte ini merek high-end yang gw beli di Sephora sini saat diskon (YA TENTU SAJA. EMOH GW BAYAR HARGA PENUH *medit*) Yang lipstik Tarte empat biji yang kecil-kecil itu ukuran mini ya, jadi… Agak kesel sih makenya. Takut kepotek. Yang lipstik Essence itu sebenernya dikasih sama tante gw, jadi warnanya sedikiiiiit off dari pilihan warna gw yang biasanya. Merah gelap, iya, tapi agak coral/oranye. Menarik sih sebenernya.
Nah. INI FAVORIT. Lipstik merek Sephora. Harganya JAUH lebih murah dibanding merek high-end di Sephora (soalnya in-house brand,) dan kaya bersaing gitu dengan harga produk drugstore. Yang Tarte itu harganya bisa sampe RM 90, sementara lipstik Sephora paling pol harganya RM 50. Kenapa favorit? Karena lipstik glossy, hahaha. Teksturnya nyaman, ringan, wanginya juga wangi vanila.
Fenty Beauty Stunna Lip Paint.
Not for the faint of heart.
Gila banget ini mah. Teksturnya itu cair banget dan licin. Lu pake seciprit di bibir, itu udah bisa nutup sak bibir-bibirnya. Dan warnanya itu JRENG banget. Macem, “APALO APALO APALO.” Bukan yang, “ah, salah dikit, bisa dibenerin kok.” NGGAK. Karena cair, jadi ringan. Tapi warnanya luar biasa pigmentasinya. Dipake seharian, makan iga bakar, masih ada warnanya di bibir.
Nah, Stunna ini klaimnya adalah lipstik merah untuk SEMUA warna kulit. Jadi warna Stunna ini kalo dipake di gw, bisa jadi warnanya beda hasilnya kalo dipake di orang lain.
Ditut nambahin, “next, sesuai dengan warna gigi!”
Ini tambahan: Yang harus ada di tas makeup gw.
Fenty Beauty Gloss Bomb. Ini edan ini mah. Kalo lu ada duit untuk beli makeup mahal, Fenty Beauty itu sangat direkomendasikan. Tarte aja lewat buat gw. Bener-bener balik dan sesuai dengan jumlah uang yang lu belanjakan. Gloss Bomb ini bisa dipake jadi base untuk lipstik/pengganti lip balm. Lu ga usah pake lipstik, pake Gloss Bomb ini aja udah kelar semua masalah idup.
L’Oreal Paris Color Riche Shine Glossy Lipstick. INI GW SENENG BANGET PAS NEMUUUUUU. Ya itu, gw lelah sama tren lipstik matte. Jadi sekalinya liat yang glossy, langsung hore.
Gw ketika berjalan menuju rak lipstik glossy~
Nah, ini untuk warna, rada… ajaib (?) Jadi namanya ‘mauve’, yang seharusnya itu warna pink agak kalem gitu. Ini jatuhnya pink agak terang. Cantik sih hasilnya. Bagus. Cuma gw aja riwil, “INI MAH BUKAN MAUVE eh tapi gapapa ding.”
Lalu SkinFood Lips and Cheek. Toko-tokonya SkinFood udah ga ada lagi di Suria KLCC, huhuhuhu, kusedih. Kayanya mereka lebih milih lewat online shop atau nebeng ke Guardian Malaysia deh. Nah, SkinFood Lips and Cheek ini produk krim yang bisa dipake untuk pewarna bibir dan juga sebagai blush-on. Warnanya bisa kita campur-campur. Cantik banget. Gw suka pake ini sebagai blush-on selepas pake foundation, baru gw ‘tutup’ pake bedak, jadi kesannya itu kulit warnanya seger bersemu dari dalam *jie…*
Blush-on gw.
Satu dari Maybelline. Maybelline Blush ‘Em! Blush Studio yang LAMA BANGET ABISNYA YA TUHAN. Itu udah entah berapa abad gw punya. Masih segitu-gitu aja.
Satu lagi Fenty Beauty Killawatt. Ini juga sinting sih sebagai highlighter. Jatuhnya itu blush-on sekaligus highlighter. Kalo dipake, apalagi di kulit sawo matang, itu kaya kulit lu berkilaaaauuuuuu gemerlap macam dewi Glamazon turun dari langit. Udah gw bilang, Fenty Beauty ini sobat sejati para perempuan di muka Bumi ini.
Nah! Kloter terakhir! Sekalian aja semuanya ya.
Pensil alis; ada Make Over Brow Styler — dikasih Dian Ara karena dia ga cocok dengan bentuk pensil alisnya. “Gw masih pemula, Kap. Pake ini malah gw jadi panik takut salah.” Lalu ada Maybelline… Errrr, tulisannya udah ilang, Maybelline Makeup Brow Precise Micro Eyebrow Pencil…?
DEMI TUHAN ADA APA SIH DENGAN NAMA PRODUK MAKEUP? Udah macem nama roket atau jurus silat Tekken deh.
SUPER ULTRA PRECISE LONG LASTING POWER-3000… eyeshadow mono color.
Nah, yang Make Over itu asli bagus. Sebenernya warnanya agak gw gimanaaa gitu pas pertama, soalnya warna coklat sementara gw seringnya nyari pensil alis itu warna abu-abu supaya masuk dengan rambut. Tapi ini warna coklat gelap dan ga terlalu keliatan warna coklatnya, jadi masih oke. Begitu dipake, langsung jreng keliatan.
Yang Maybelline, itu warnanya warna abu-abu. Dan ketika gw kebiasa pake Make Over, pas pake Maybelline lagi sempet kaget, hahaha. “Hah, kok warnanya alus banget?” Ini pas banget buat yang baru belajar makeup atau yang alisnya tipis, jadi bisa ngebangun warna tanpa takut menor. Di ujung sebaliknya, itu ada kuas alis buat ngerapiin alis.
Eyeliner, gw selalu ada dua: cair dan pensil; ada Maybelline Hyper Sharp Liner (cair) dan Rimmel Exaggerate Waterproof Eye Definer (pensil.) Yang eyeliner cair, warna hitam. Yang eyeliner pensil, warna coklat.
Dua-duanya sebenernya gw ga sreg, karena ga nampol di udara dan cuaca sumuk kaya di KL. Lu keringetan, wassalam itu eyeliner bereleran sampe bikin mata pedih.
Nah, maskara nih. Kiss Me Heroine Make Volume and Curl Mascara. Merek Kiss Me oleh ISEHAN! ini produk Jepang dan sepengetahuan gw, untuk tahan banting di udara sumuk dan lembab ini, produk Jepang juaranya. Ini maskara ya, gw pake buat jalan-jalan di Zoo Negara, matahari rasa ada tujuh biji, masih blar cemerlang walau terhempas angin menderu dan matahari mendera. Selain maskara, mereka juga ada produk eyeliner baik pensil maupun cair. Ini gw mau abisin yang Rimmel dan Maybelline dulu; baru beli yang Kiss Me. Harganya sedikit lebih mahal di atas Rimmel dan Maybelline, tapi ya memang pantas dengan kualitas begitu. Daripada mata gw pedih mulu jeh.
Jadi itu lah deretan lenongan gw, hahaha. Banyak yang merek drugstore. Sebenernya atas alasan kangen tanah air, gw pengen beli produk Sariayu Martha Tilaar. Wanginya Sariayu juga enak sebenernya. Pigmentasinya? JANGAN DITANYA. SEKALI SET, CEMERLANG ITU WARNA HEJO HEJO KONENG KONENG.
Cuma masih susah banget lho nyari produk Sariayu di sini; maksud gw, yang bener buka counter atau toko gitu. Semua-semuanya masih online shop. Gw untuk belanja makeup itu lebih seneng pegang langsung. Liat teksturnya, baunya, warnanya. Nggak bisa berlandaskan swatches dari punya orang, karena kulit itu beda-beda warnanya. Gw sendiri seneng banget liat Wardah buka di sini. Semoga disusul yang lain ya.
… untuk ibu rumah tangga yang nggak bisa ninggalin anaknya seperti saya, hahaha.
Sebenernya bisa siiiiiih. Oke, bisa dibilang gw, hmmmm, pelit; dan gw suka gimanaaa gitu kalo terpaksa mengobrol sama staf salon.
Jadi rambut gw itu mulai ga karuan pasca melahirkan Wira, dan MAKIN ga karuan lagi pasca melahirkan Rey. Gw pernah, akhirnya, motong rambut di salon kan; lalu stafnya ngasih tau kalo rambut gw itu akarnya berminyak, tapi ujungnya kering. Biasa terjadi di perempuan yang habis melahirkan, katanya. Saat hamil, produksi minyak di badan itu kan meningkat (makanya kalo sehari-harinya kulitnya kering eh pas hamil tampak bercahaya/pregnancy glow, dan ada juga yang pas hamil kok malah jerawatan dan butek.) Kelebihan minyak di kulit kepala itu suka kelupaan/ketinggalan. Mana lah abis lahiran lalu ada bayi baru lahir owek yekaaaaan. Apa itu mandi komplit bisa cuci rambut segala macem sampe luluran segala hah? Hah? HAH? Yang lebih penting lagi: APA ITU MANDI, HAH?
Nah, jadi rambut gw itu… makgejibrik bentuknya. Auk ah gelaaaap gimana itu jelasinnya. Udah kaya sapu ijuk. Beda lho ya sama rambut keriting alami. BEDA. Rambut keriting alami biasanya bagus jatuhnya. Berkilau.
Gw… Dih, nggak banget deh. Udah kucel, ngejeber gitu kaya mau makan orang, kering, gampang ketombean, RONTOK PULA. Kraying di tempat.
Udah ga tau deh berapa banyak merek shampoo yang gw cobain; sampe gw eneg banget asli liat botol shampoo. Dari shampoo beneran buat frizz control sampe shampoo Clear punya Ari gw embat. Siapa tau rambut gw jadi kaya Ronaldo yekan.
//nggak
Bulan lalu, gw iseng masuk ke toko The Body Shop di Suria KLCC. Soal The Body Shop ini, gw sebenernya benci tapi rindu sama mereka ini. Gw suka banget sama The Body Shop ketika masih di bawah kepemimpinan (almarhumah) Anita Roddick. Mereka itu memberikan pengertian cantik yang… cantik. Iya, ada produk make-up, untuk membuat kulit dan wajah jadi lebih sehat. Begitu dibeli L’Oreal, jadi sangat L’Oreal banget gitu. Sangat glam, sangat bling bling, sangat hip. Beda lah. Nah, 1-2 taun lalu mereka ini dijual L’Oreal ke Natur Brazil. Gw liat sih arah imej dan perusahaannya udah mulai kembali ke sebelumnya ya, jadi gw optimis lagi, hahaha.
Di The Body Shop, gw ditanya apa yang gw butuhkan. Gw nunjuk rambut gw, “I need help with… this. I’m– I’m desperate. I don’t know what to do with my hair.”
Staf toko ngeliat rambut gw, lalu ngambil produk shampoo dari rak. The Body Shop Banana.
“This is good for dry and frizzy hair,” katanya. Gw ngeliat botol shampoo dengan skeptis. Itu juga ucapan jutaan iklan shampoo di luar sana bukan?
“I use it too,” si staf kaya paham pikiran gw, “it’s good, and hopefully it’s suitable on you too.”
Oke, gw bisa dibilang agak-agak kalap ya, karena gw langsung beli shampoo, conditioner, dan hair mask. I told you I’m desperate.
Oke, ga harus pake merek ini lho ya. Pilih merek shampoo yang cocok buat diri sendiri.
Dari stafnya, gw baru ngeh kalo gw melakukan banyak kesalahan fatal ke rambut gw.
Pertama, gw ga pake conditioner. Justru rambut kering kaya gw harus pake conditioner. Rambut kering itu harus lembab setiap saat, jadi yang namanya conditioner dan hair mask itu penting.
Kedua, gw cuci rambut hampir setiap hari (karena gw kadung stres nyobain banyak shampoo). Nyuci rambut setiap hari malah bikin rambut makin kering karena minyak alami yang di rambut keburu ilang.
Tapi rambut gw kan gampang ketombean, jadi gimana? Pake conditioner bukannya makin ketombean ya?
Ternyata ini kuncinyaaaaa.
Oke, ga harus pake merek ini; yang penting itu shampoo lembut yang sifatnya membersihkan/cleansing — dan shampoo bayi itu bagus banget untuk membersihkan. Jadi gw coba pake shampoo ini sebelum shampoo The Body Shop, lalu baru lah gw pake shampoo The Body Shop.
(Dan kalo ada yang nanya, iya, Rey NUNGGUIN gw selama gw mandi di dalam kamar mandi. RIP privasi.)
Fungsi shampoo bayi adalah ngebersihin kulit kepala dari residu shampoo yang selama ini dipake. Kulit kepala bersih, minyak di rambut terdistribusi lebih baik dan lebih merata di rambut. Jadi pas pake shampoo bayi ini, kulit kepala sambil dipijat dan dibersihkan seksama. Abis itu, baru deh pake shampoo The Body Shop yang Banana itu.
Gw suka banget wangi shampoo The Body Shop Banana ini, hahaha. Wangi pisang, wangi yang maniiis gitu kaya permen, kaya shampoo anak-anak. Shampo, conditioner, sama hair mask semua wangi pisang. Menyenangkan lho, bikin mood jadi enak. Untuk hair mask, dipake 1-2 kali seminggu.
Abis mandi, nah, cara ngeringin rambutnya nih ga boleh itu digusrek pake handuk macem diacak-acak gitu. Ditepuk-tepuk pake handuk, lalu bisa ngeringin rambut dengan cara melilitkan handuk lalu dibikin kaya turban seperti biasa. Dikeringkan dengan diangin-anginkan juga bisa.
Ini tonik rambut yang gw pake untuk mengatasi rambut rontok gw. Ini cocok banget buat gw, dan lumayan mengurangi kerontokan. Ya ga yang mendadak rambut kaya Kim Kardashian lah ya, tapi lumayan banget.
Ini cocok banget buat rambut kering. Gw pake ketika rambut gw masih lembab/lagi diangin-anginkan, jadi pas rambut udah kering itu ga lepek. Baru lah disisir.
Nah, sejak pake perawatan seperti ini, gw kok ya Alhamdulillah ga ketombean lagi. Jadi gw itu ketombean bukan karena rambut berminyak, tapi karena rambut kering dan kulit kepala kotor.
Tambahan tips merawat rambut kering: sering menyisir (ini gw tau dari Yunisa) dan kurangi frekuensi cuci rambut. Menyisir itu bantu distribusi minyak di rambut supaya rambut kekunci kelembabannya (hahaha, jadi inget Gwendoline di Malory Towers-nya Enid Blyton, yang musti nyisir rambut seratus kali setiap malam) tapi soal sisir juga musti pilih-pilih. Pilih sisir atau sikat rambut yang giginya jarang (bukan sisir yang giginya rapet-rapet gitu), dan/atau sikat rambut khusus seperti Tangle Teezer.
Lalu soal cuci rambut. Makin sering cuci rambut, makin kering itu rambut. Gw sendiri udah ngurangin frekuensi cuci rambut dari 2 hari sekali jadi 3 hari sekali. Kadang, iya baru 2 hari udah gatel banget kepala (biasanya kalo gw di 2 hari itu banyak kegiatan) — kalo kaya gitu ya gapapa, cuci rambut aja daripada maksain diri kan. Di awal emang risi rasanya, tapi selang 1-2 minggu kemudian keliatan lho hasilnya. Yaaaa emang ga yang macem rambut iklan shampoo yeees, tapi jadi lumayan bisa diatur. Cukup bervolume pun, ga yang lepek gimana.
Jadi ini biasanya rutinitas gw merawat rambut:
Cuci rambut pake shampoo (gw mau mulai rutin sebulan sekali, cuci rambut pake shampoo dua kali — shampoo bayi/cleansing pertama, baru shampoo gw berikutnya.)
Pake conditioner untuk ujung rambut. Conditioner sebisa mungkin ga dipake di kulit kepala, soalnya kan pekat banget ya. Takutnya “ketinggalan”/ga ikut kebilas, malah jadi nyumbat pori-pori dan bikin ketombe.
Seminggu sekali, pake hair mask selepas pake conditioner. Kebetulan hair mask The Body Shop Banana itu cukup dipake minimal 5 menit. Jadi gw kalo mandi mulai cuci rambut dulu, conditioner, lalu hair mask. Sambil nunggu lima menit, gw sabunan dan sikat gigi. Lalu bilas deh dari kepala sampe kaki.
Selesai mandi, keringkan rambut dengan cara ditepuk-tepuk. Rambut setengah basah, langsung kasih tonik rambut DAN minyak rambut. Tonik dipake langsung ke kulit kepala, minyak rambut dipake di ujung rambut.
Sisiran. Udah deh.
Itu gw ga ke salon dan/atau dedikasi waktu creambath yang didiemin minimal 30 menit. Alhamdulillah hasilnya lumayaaan banget.