Salah satu genre kesukaan saya untuk serial TV adalah procedural cop; jadi seperti detektif tapi minim adegan aksi (ya paling kejar-kejaran mobil ya) dan lebih banyak ke proses penyelidikan dan investigasi (ohyatentusaja CSI masuk daftar tontonan teratas saya).
Salah satu yang saya sangat suka adalah ‘Forever’ — yang mengisahkan seorang dokter di kamar mayat (morgue) bernama Henry Morgan yang membantu kepolisian NYPD memecahkan berbagai macam kasus; dan sebagai alur utama, Henry Morgan itu hidup abadi. Umurnya 200 tahun lebih, dan dia sendiri nggak tau kenapa dia bisa imortal.
Lagi semangat-semangatnya menonton, eh saya denger kabar kalo ‘Forever’ tidak dilanjutkan lagi ?
…
…
…
*banting meja*
*belah lemari jadi tujuh belas*
*patahin Monas*
…
HIH.
Alasannya karena “rating nggak mencukupi” — tapi entah ya, saya jengkel sebenernya. Untuk premis acara cukup bagus kok. Rating di IMDB juga 8/10.
HIH.
Bisa dibilang saya patah hati ? Saya nggak mau bilang “ya paling nggak masih ada serial TV lain…” soalnya kaya gitu itu kan udah ada sumbangsih energi dan materi dari segenap kru dan pemain serial TV itu (DAN ‘FOREVER’ ITU BAGUS. PLIS DEH) Asli saat ini saya berharap ‘Castle’ dan ‘The Mysteries of Laura’ masih akan dilanjutkan (dan kabarnya ‘The Mysteries of Laura’ itu macam bak lolos dari lubang jarum ketika NBC memangkas serial TV-nya besar-besaran bulan Mei lalu).
Salah satu alasan kenapa saya jatuh cinta dengan ‘Forever’ adalah pernak-perniknya dan setting toko antik (Abe’s Antiques) Saya suka barang-barang antik dan gaya-gaya klasik begitu *Kapkap anaknya jiwa tua* (MEJA KAYU TEBAL YANG JADI MEJA MAKAN? OH EM JI. KEREN ABIS) Paling suka shot adegan meja makan di Abe’s Antique dengan set poci teh dan cangkir dari porselen Cina berwarna biru dan putih yang tersohor itu.
Porselen Cina itu mengingatkan saya akan almarhum dan almarhumah kakek nenek saya (dari pihak ibu saya). Banyak sekali pajangan dan guci dari porselen berwarna biru putih itu — dan tentu saja, set cangkir teh. Yang paling saya ingat adalah ketika saya masih kecil, saya suka menginap di rumah kakek nenek saya itu setiap akhir minggu. Pagi hari, sarapan roti dengan meisjes coklat (dan nenek saya sama sekali nggak pelit ngasih meisjes yang banyak, jihahahaha~) dengan minum teh Sariwangi menggunakan cangkir itu. Saya suka menuangkan teh yang masih panas di piring teh/lepek supaya teh cepat dingin dan saya paling suka kalau ada gelembung udara yang mengambang di atas teh. Entah kenapa rasanya teh lebih enak, hahaha.
Iseng saya bertanya di Path saya mengenai tempat menjual porselen Cina itu. Teman saya, Aldo, berkata bahwa porselen seperti itu banyak tersedia di Cikapundung. Insya Allah saat mudik ke Indonesia nanti, akan beli beberapa piring dan tea-set di situ, hahaha — sekalian nyari pernak-pernik gaya Peranakan.
Saya sebenernya masih lumayan sedih serial TV ‘Forever’ nggak dilanjutkan lagi. Banyak props (perlengkapan) di serial TV itu yang bikin nostalgia. Terima kasih , Matt Miller, walaupun hanya untuk satu musim tayang.
2 responses to “TV seri ‘Forever’”
Tahun ini kayaknya nasib-nasib serial baru itu kayak semacam uji coba. Kayaknya lebih dari 5 TV series yang baru keluar Fall season tahun lalu, tahun ini harus dicancel. Aku juga ikutan patah hati pas tau Forever dicancel. :((((
To be frank, aku nyalahin Marvel dan DC yang berbondong-bondong merilis TV series, bahkan Marvel tidak tanggung-tanggung mengumumkan timeline rilis serial baru mereka (like, for 3-4 years ahead), jadi serial-serial lain di luar universe itu harus gigit jari kekurangan penonton. (ini analisis sotoy aja sih hahaha)
Tos lagi, sama-sama penggemar The Mysteries of Laura! Ya ampun Laura sama Jake itu lucu banget siiihh. xD
NAH BENER! Mana Marvel dengan serinya dan filmnya ampun deh nyambung semua jadi pasti harus ngikutin =((( Gimana ya, nasib media massa gitu, walopun ada seri TV yang “kurang beken”, mereka tetep punya fanbase kuat. Aku baca timeline Matt Miler (yanh bikin Forever) sampe sedih banget. Banyak fans yang ga terima.