Minggu lalu Ari nerima informasi di grup WhatsApp WNI domisili Malaysia mengenai Pesta Rakyat 2015 yang diadakan KBRI. Saya keinget kalo om dan tante saya yang berdomisili di Berlin, Jerman juga bulan Agustus lalu mengadakan acara yang sama (om saya bekerja di KBRI Berlin). Saya tanya ke tante saya, memang Pesta Rakyat itu pasti diadakan KBRI pasca Hari Kemerdekaan Indonesia. Karena ini pertama kali saya tinggal di luar Indonesia, ini jadi pengalaman pertana saya juga untuk datang ke acara Pesta Rakyat (sebelum menikah, Ari pernah tinggal di Singapura selama dua tahun — tapi dia bilang dia belum pernah datang ke acara yang diadakan KBRI ?)
Kita sampai di Taman (Tasik) Titiwangsa jam 11:45 siang. Sama seperti banyak taman di KL, Taman Titiwangsa terletak di tengah kota (100 meter dari Istana Budaya) tapi ukurannya besar sekali — diberi nama “tasik” karena mempunyai danau di tengah-tengah taman. Ada wisata air, laluan sepeda, padang golf Kepolisian Diraja Malaysia, sampai istal kuda. Tentu saja ketika berkeliling-keliling taman berharap suatu saat Indonesia bisa mempunyai taman sekeren ini di tiap kota dan kabupatennya. Amiiin (sudah dimulai di Bandung, semoga bisa terus menyebar pengaruh baiknya kemana-mana ?)
Sesampainya di lokasi, ternyata acara baru dibuka oleh wakil Dubes RI, bapak Hermono, dengan pelepasan 70 balon merah putih. Selepas itu, acara diisi dengan penampilan musik dan tarian tradisional. Pengunjung bebas berjalan-jalan dan mengunjungi kios bazaar — dari pakaian sampai makanan.
Ya namanya juga Malaysia ya, mataharinya sekampung. Panas terik, hahaha. Tapi karena lokasi di taman yang banyak pohon, bisa duduk-duduk sambil makan bakso dan minum es timun. Lumayan menghilangkan haus dan lapar.
Yang berkesan ke saya itu cara jualan para ibu-ibu yang berjualan makanan lho, hahaha. “Ayo neng, silakan! Coto Makasar-nya!”, “Batagornya, kak!”, “Ayo, es buahnya seger dingin panas-panas gini!” Saya selalu suka cara berjualan di bazaar makanan seperti itu — karena saya nggak pede seperti itu kali ya? Hahaha. Seneng aja rasanya di tanah negeri tetangga ini mendengar menu makanan tanah air yang jarang ditemukan di Malaysia.
Saya ga banyak foto-foto soalnya kita juga nggak lama di acara. Jadi selepas makan siang, menonton acara hiburan sebentar, lalu pulang.
Semoga masih diberikan rejeki untuk menghadiri Pesta Rakyat tahun depan ya. Merdeka Indonesia!