After pulling some sort of all-nighter, so here we are.
Rasanya masih ngantuk banget, hahaha. Terjaga sampai jam setengah tiga pagi untuk memastikan migrasi konten dari blog saya yang sebelumnya ke yang ini berjalan lancar. Ya sebenernya sih saya nggak perlu sekhawatir itu, karena ini toh menggunakan fitur dari WordPress sendiri yang sudah jelas stabil, tapi ya… Begitulah. Saya orangnya mudah panik.
Beberapa entri yang berkaitan dengan kejadian semalam dan masuk dari blog lama ke sini saya hapus; tapi ini juga saya merasa musti menjelaskan ada apa kok saya tiba-tiba pindah ke blog ini.
Berawal dari dua hari lalu, saya mengirimkan e-mail ke pihak Support perusahaan hosting saya, WPKami, untuk meminta dikirimkan invoice pembayaran hosting + domain saya. Tahun lalu, kejadiannya juga begini. Invoice saya tunggu-tunggu kok nggak dateng-dateng, sampe saya minta ke pihak Support juga. Nah, kejadian lagi tahun ini.
Biasanya, tim Support membalas e-mail saya hari itu juga. Bahkan terakhir kami berkomunikasi adalah dua minggu lalu. Nah, ini setelah saya tunggu sampai dua hari kok nggak ada kabar juga.
Heran dan penasaran, saya bertanya-tanya di Twitter. Pihak WPKami ini makin lama responnya makin minim dan bahkan nggak bisa dikontak sama sekali. Temen saya, Adit, waktu mencari perusahaan hosting + domain untuk blog dia juga nggak bisa menghubungi pihak WPKami sama sekali. Radio silence.
“Ini aku mau BELI lho, bukannya nagih utang,” kata Adit. “Kok ya nggak bisa dihubungi sama sekali ya.“
Saat itu saya udah ngerasa, “lho kok gitu ya, malah e-mail Sales ga bisa dihubungi.” Ya soalnya… Sales. Ini jualan. Tapi orang mau beli kok kaya nggak ditanggepin.
Di situ, saya belum curiga. Saya malah menyarankan Adit untuk menghubungi tim Support (“mereka sih yang keliatan masih ‘idup’ sampe sekarang, Dit…“) dan Adit berujung membeli paket hosting + domain di perusahaan lain.
Kembali ke Twitter semalam.
Saya penasaran, lalu saya cek lah kata kunci “WPKami” di Twitter. Lah, eng ing eng, saya baru tau saat itu juga kalau WPKami sudah berpindah kepemilikan dari satu pihak (yang kebetulan dikenal oleh teman-teman saya di dunia maya) ke pihak lain yang sama sekali nggak diketahui identitasnya. Tengah malam, saya menghubungi mantan pemilik WPKami tersebut, meminta maaf sudah mengganggu, dan bertanya mengenai kontak informasi WPKami saat ini yang bisa dihubungi. Alhamdulillah, mantan pemilik WPKami yang saya hubungi sangat membantu dan bersedia menghubungi salah satu staf.
Saya sempet menarik nafas lega.
Baru setengah (atau seperempat?) tarikan nafas, Aulia Masna menjawab pertanyaan saya di Twitter. “[WPKami] udah mati.”
…
#ngeeeeeeng
Temen-temen tau kan betapa panikannya saya jadi orang?
Dari skala 1-10, “Mendekati Zen” (yang… Jarang BANGET) sampe “Infus Espresso dan Red Bull Kratingdaeng Lima Liter”, liat pintu kulkas lupa ditutup aja bisa bikin saya panik di level 8.
Nah, semalem saya panik di level… 11.
Pikiran saya saat itu hanya ada dua: Konten dan domain.
Konten harus saya selamatkan, bagaimanapun caranya. Setelah kejadian saya migrasi sebelumnya dan saya kehilangan SEMUA konten, saya nggak mau itu kejadian lagi.
Pertanyaannya: Bagaimana?
WPKami membanggakan layanan “klien tau beres” di mereka. Kami sebagai klien nggak pernah berurusan dengan dashboard CPanel dan segala macemnya. Pokoknya tau-tau udah dikasih username dan password WordPress aja.
Enaknya? Buat yang nggak mau repot, enak banget.
Nggak enaknya? Ketika beneran repot, modar banget.
Saya langsung kepikiran, aduh ini gimana ini ngambil backup data, dan saya keinget fitur Export/Import yang tersedia di WordPress. Saya sebenernya skeptis banget, masa sih fitur “kicik” WordPress gitu bisa ngambil SEMUA data di blog saya? Semua entri DAN foto? Dan komentar dan categories? Makin skeptis lagi ketika, “lho ini kok download data .xml-nya CEPET BANGET? BOONG AH INI BOONG.“
ditendang Hafiz
Tapi ya mau gimana lagi. Fitur Export/Import itu udah macem menara mercusuar di malam berbadai di tengah laut yang menggelora (nggak, saya nggak lebay KARENA RASANYA EMANG KAYA GITU MALEM-MALEM) dan bodoamat karang tajam kanan kiri. Must… Go… Into… The… Light…
(Eh, harusnya sih nggak ya. Kalo liat menara mercusuar justru harusnya kapal menghindar karena sekitar menara adalah karang tajam…)
Setelah saya simpan file backup dari WordPress, saya bingung. Kali ini soal domain dan hosting baru.
Saya jadi bertanya-tanya: Musti banget nggak sih punya hosting dan domain baru?
Nah, otak ibu rumah tangga saya muter.
Pertama, kondisi saya saat ini adalah ibu rumah tangga. Nggak ada penghasilan sendiri sama sekali. 100% murni dari suami.
Kedua, apakah saya blogger beken juga? Nah itu jelas nggak.
Nah, bayaran tahunan untuk hosting + domain untuk status saya yang ecek-ecek gini dan nggak balik modal itu agak… Memberatkan buat saya. Bukan memberatkan sih ya. Ya itu: Nggak balik modal.
Jadi lah saya memutuskan untuk “nggak. Saya nggak butuh domain saat ini.”
Masalah “sayang domain-nya…“, ya mau gimana lagi sebenernya, hahaha.
Saya memutuskan untuk ‘kembali’ ke wordpress.com dengan paket gratis mereka.
Kenapa WordPress; karena saya percaya bahwa mereka adalah perusahaan yang stabil, komunikasi dengan komunitas terjalin baik, sangat erat dan rutin, dan untuk isu teknis juga sangat terjamin. Paling tidak, minim sekali lah itu yang namanya downtime dan nganu-nganu lainnya. Akses juga mudah sekali.
Jadi saya memindahkan konten dari file .xml yang saya unduh sebelumnya ke blog ini; dan saya sangat puas karena memang iya semua konten saya ada di blog ini termasuk foto-foto semua. Maafkan akoooh yang sudah meragukanmu, WordPress cipok
Jadi, err, begitulah (?) Hahaha. Saya malah sempet terpikir, “anjay ini jangan-jangan Kutukan Blog mampir lagi” (buat temen-temen yang suka baca blog saya dari tahun 2004-an jaman dulu di Blogger/Blogspot pasti familiar dengan kutukan satu ini, hahahaha.)
Semoga saja berjalan lancar untuk seterusnya. Amiiin.
6 responses to “Pasca Pindahan Blog”
domain sih kaya’nya kecil ya bisa diambil sekarang, kalau ga bisa masuk kontak hostingernya.
paling nunggu expired untuk kemudian disewa kembali
Nah ini bener nih ? Untuk teknis repot banget soalnya saat ini tim Support ga bisa dihubungi sama sekali. Jadi mungkin ya nanti kalo niat beli domain lagi, nunggu expired dulu baru beli lagi
Ikut prihatin dengan nasib domainnya, Mbak.
Ntar kalau udah jadi ambil domainnya, di-host di WordPress aja biar nggak terlalu was-was.
Terima kasih, mas ?
Wah wah… bayangkan Ms. Kalo waktu dulu WPKami respon aku terus berhasil beli tapi berapa bulan kemudian modar. Panik berjamaah. :))
Eniwei aku harus mengganti linkmu di blogrollku berati.
Begitulah ? Gw juga kepikir itu pertama: “Anjir untung Adit gajadi di situ dan pake QWords”