Tempat Nongkrong dan Ngobrol

Oooooh, ndak. Ini bukan ngomongin tempat nongkrong atau kafe heits terbaru di kota metropolitan Jekardah. Apalagi saya yang ngomong kalo soal makanan. Antara enak sama enak banget. Makanya saya nggambar, bukan jadi food blogger atau kritikus makanan seperti Anton Ego di Ratatouille.

Ini ngomongin soal dua blog keroyokan yang beberapa hari ini rajin nongol di timeline Twitter dan Path saya: Linimasa dan Jagongan.

Yang sedikit lebih tua itu Linimasa. Dipandu om Roy Sayur, blog ini keroyokan tulisan om Roy, papah Glenn, Gandrasta, Agun, Dragono, Nauval, dan Farah Dompas. Dan keroyokannya juga diatur: masing-masing penulis dapat jatah hari masing-masing untuk menulis. Selain isinya jadi lebih bervariasi, ada jaminan bahwa setiap hari akan update. Cucok buat kita yang suka keliaran di Internet sambil ngebatin, “dih, baca apa lagi ya? Apa sih yang rame? Bosen nih isinya gini-gini aja.. Maju, mundur, maju, mundur, cantik, cantik.”

Tiap penulis punya gayanya masing-masing. Buat saya pribadi, masing-masing seru-seru — jadi ga adil kalo saya bilang mana yang saya paling suka. Ada penerawangan papah Glenn mengenai tren 2015 (sudah terbukti adanya papah Glenn selain jualan nasi ayam juga berbakat menggantikan mama Loren) dan Pied Piper Complex, ada soal film (biasanya Nauval yang nulis), ada yang kelewat selo nganjurin kita semua menutup kalimat dengan “bro!” bro, sampe ada soal homoseksualitas dalam Islam.

Meski menambah jantan percakapan, tapi sifatnya yang kasual bikin susah dibawa formal Bro! Bayangkan, “Kami setuju dengan semua syarat yang diajukan dan sekarang kita akan sepakati dengan penandatanganan kontrak, Bro!” Bisa bubar semuanya Bro!

Ndak, saya ndak mau nge-link topik-topik yang saya omongin di atas ke artikelnya sendiri-sendiri. Mending buka aja websitenya lalu scroll pelan-pelan sambil ngebaca artikelnya satu-satu. Dijamin serasa makan gula Jawa. Manis tapi tidak melekit.

Nah, kalo Jagongan ini isinya keroyokan para blogger Jogja dan sekitarnya. Diprakarsai mas Hamid yang pengen punya blog Linimasa seperti om Roy Sayur, ini blog keroyokan yang isinya mas Hamid, mas Iqbal Khan (@rasarab), mas Vindrasu, mas Veta Mandra, mas Iwan, mas Jun, dan mas Rony Lantip. Sama seperti Linimasa, konsepnya satu hari satu penulis. Dijamin rame dan bervariasi (ya iya, ngebahas dari kopi sampe siluman kok…)

Usianya sedikit lebih muda dari Linimasa, tapi isinya udah macem-macem dari soal ngopi sambil ngomongin arang pohon semangka dan manjat pohon salak, serba-serbi dan level elit minum kopi, fengshui dan korelasinya dengan hantu-hantu tradisional Indonesia, arti tersembunyi dari snack yang suka dibawa oleh ibu atau istri sepulangnya dari arisan, sampe biaya kematian.

Ya sontoloyo saja sih, kok ndak pernah gitu kita dengar hantu salah tanggal. Mak bedunduk muncul, njuk diprotes sing keweruhan “iki isih pahing dul!!” njuk hantune isin. Kan keren kalo penampakan hantu isin. Ning yo ra tau ono. Kurangajar tenan.

Sama seperti beberapa paragraf di atas, saya nggak mau nge-link topik yang dibicarain di atas dengan link artikelnya. Beneran. Baca aja sendiri satu-satu. Nggak rugi sama sekali.

Tadi pagi, saya iseng nulis panjang lebar di Path. Linimasa dan Jagongan ini serupa tapi tak sama.

Linimasa ini humornya humor sindiran halus yang multi-lapis. Kesannya nggak berdosa, dan bisa diucapkan dengan tampang nggak berdosa sama sekali, tapi nyelekit juga kalo dipikir-pikir, hahaha. Ibaratnya, kaya kertas. Ga berdosa, ga berbahaya, tapi bisa nyilet kalo ga ati-ati.

Jagongan ini humornya juga halus, dengan celetukan bahasa Jawa pasar/ngoko di sana-sini. Tetapi di satu saat, bisa sangat terusterang. Kejujuran khas daerah yang sangat segar dan secara hati-hati disampaikan. Tapi lagi-lagi, ibaratnya kaya kertas. Bedanya, ini macem digeplak pake kertas HVS satu rim.

Tetapi, dua-duanya sama idenya: Untuk mengobrol, untuk sekedar nulis, untuk sesekali ngasih rehat ke kepala setelah penat kerjaan atau ngurus rumah atau baca berita politik atau baca berita artis. Untuk sesekali menambah ilmu, sesekali mengingatkan, dan sesekali membuat tertawa.

Tambahan catatan: Linimasa dan Jagongan ini paling enak kalo dibaca sambil nyeruput teh atau kopi anget. Kalo ada singkong goreng juga enak. Pisang goreng juga oke.

Get new post delivered directly to you!

Enter your email to subscribe!

Continue reading