• Tadi pagi saya berkunjung ke Galeri Petronas di Suria KLCC untuk melihat pameran TWINS karya Oliviero Rainaldi. Sebenernya saya tau soal pameran ini juga dari komentar di blog saya — mungkin ditulis oleh salah satu staf galeri (?) — yang berupa undangan untuk acara pembukaan pameran ini. Sayang sekali saya nggak bisa menghadiri acaranya, jadi ya saya bisa datengnya pagi ketika Ari bekerja dan Wira sekolah ?

    Sesampainya di Galeri Petronas jam 10 pagi, rupanya saya pengunjung pertama, hahaha. Dan proses registrasinya ternyata sudah ganti jadi digital. Sebelumnya manual pake buku, tapi ternyata mereka sudah mengganti proses registrasi menjadi digital menggunakan iPad. Lebih mudah untuk masukin data yang jelas ya, ga ada resiko salah baca tulisan ? Staf galeri berkata bahwa saya pengunjung pertama untuk pameran ini dan pengunjung pertama juga yang pake sistem registrasi menggunakan iPad, hahaha. Bangga! ?

    Pameran TWINS ini menarik. Untuk beberapa orang, kesannya minimalis banget. Tapi saya suka. Pencahayaannya juga nggak berlebihan dan malah memberikan efek dramatis yang pas. Teaterikal gitu *cie…*

    IMG_4603

    IMG_4604

    Menurut FB Page Galeri Petronas, Rainaldi sendiri yang memasang instalasi karyanya di galeri. Kerasa sekali hasil karya yang ditampilkan nyambung dengan jiwa senimannya ya.

    IMG_4607

    Konsep dari TWINS ini seperti dualitas. Serupa tapi tak sama. Ada beberapa yang mengingatkan saya dengan rasi bintang Gemini: Castor dan Pollux — seperti foto di bawah ini.

    IMG_4608

    Satu lagi yang saya suka adalah karya yang berjudul ‘Argonauta’/’Argonaut’ (2011).

    IMG_4611

    Saya sebenernya penasaran kenapa diberikan nama ‘Argonauta’/’Argonaut’ karena saya taunya Argonaut itu rombongan petualang yang dipimpin oleh Jason/Iason dalam legenda Yunani Kuno yang misinya adalah mencari bulu domba keemasan di Colchis. Nama ‘Argonaut’ diambil dari nama kapal mereka, Argo — yang merupakan nama pembuat kapal itu, Argus. Kira-kira ada delapan puluh lima kru kapal Argo, yang salah satunya adalah Hercules. Ada salah satu cerita petualangan yang terkenal di Argonaut; ketika mereka bertemu dengan para sirens — makhluk ajaib yang bersuara merdu untuk menarik para pelaut yang lengah sehingga menabrakkan kapal mereka ke karang-karang tajam. Salah satu kru Argo adalah Orpheus, pemusik kesayangan para dewa, terutama Apollo. Orpheus bernyanyi untuk menandingi nyanyian para sirens dan menghindari Argo menabrak karang.

    Mungkin, mungkin karya Rainaldi di atas itu menggambarkan keseimbangan manusia dalam menghadapi masalah dan tantangan? Seperti kru Argonaut. Mungkin ya.

    Berikutnya, ini juga favorit saya, adalah ‘Ymir’ (2011).

    IMG_4613

    Menurut legenda Norse kuno, Ymir adalah… Dibilang raksasa juga bukan sih ya. Tapi lebih seperti entitas primal/awal di Bumi. Menurut mitos Norse, para dewa-dewa Norse: Odin, Vili, dan Vé — membentuk bumi dari dagingnya, membentuk lautan dari darahnya, membentuk langit dari tengkoraknya, dan membentuk pulau untuk manusia hidup dari alisnya.

    Saya suka sekali karya ini karena menggambarkan betapa “kosong”-nya Ymir itu. Sebagai makhluk pertama yang nggak ada embel-embel apapun atau aksesoris apapun. Benar-benar seperti kanvas kosong.

    Dan karya ini dibuat dari tembaga dan es.

    Iya. Es. Saya ga ngerti gimana caranya. Saya juga ga mau nyolek-nyolek karya seni lah ya, ga etis. Tapi saya ga ngerti itu gimana bikinnya.

    Nah, karena acara pameran ini juga disponsori oleh Maserati, mendadak aja di tengah-tengah galeri le wild Maserati appears.

    IMG_4618

    Lalu di dekat situ ada karya Rainaldi yang berjudul ‘Neptune in The Wind’ (2015). Tampilannya sangat mengagumkan — dibuat dari marmer dan lampu LED. Apalagi di tengah-tengah ruangan kosong dan gelap. Kontras sekali dan super keren. Impressive.

    IMG_4619

    Mungkin ‘Neptune in The Wind’ ini komisi dari Maserati ya, karena karakter Neptunus itu membawa trisula yang persis logo Maserati.

    Ada juga karya yang saya sangat suka, berjudul ‘Ophelia’ (2007).

    IMG_4625

    Saya nggak bisa nemu sudut yang pas untuk mengambil gambar objek ini, dan ini satu-satunya yang sudutnya agak mendingan untuk saya ?

    Melihat karya ini, rasanya… Sedih. Karena nama Ophelia itu adalah nama karakter wanita di drama Shakespeare ‘Hamlet. Nasibnya tragis. Dia mencintai Hamlet tapi Hamlet sendiri terobsesi dengan pembunuhan ayahnya. Akhirnya Ophelia menjadi gila dan meninggal tenggelam di danau.

    Karya ‘Ophelia’ ini menggunakan media kaca yang menurut saya sangat sesuai dengan kematian Ophelia di ‘Hamlet’ — karena kaca itu seperti air yang membeku/es. Samar-samar saya juga teringat dengan Snow White yang diletakkan di peti kaca saat tertidur karena memakan apel beracun.

    Sebagai penutup, karya ‘Human Baptisms’ yang terbuat dari tembaga berlapis emas diletakkan terakhir.

    IMG_4640

    Untuk teman-teman yang kebetulan berada di Kuala Lumpur, Malaysia dan ingin mengunjungi pameran TWINS ini, bisa datang ke Galeri Petronas di Suria KLCC pada hari kerja (Selasa – Minggu. 10:00 – 20:00). Harga tiket masuk gratis.

    IMG_4634
    Category:
  • Ada Bung Karno dan Bung Hatta (duo proklamator). Cut Nyak Dien. Raden Ajeng Kartini. Pattimura. Imam Bonjol. Martha Christina Tiahahu. Bung Tomo. Pangeran Diponegoro. Sultan Hasanuddin.

    Dan ada bonus Tan Malaka.

    Dan kapal Phinisi serta pendaki gunung di bagian putih.

    Merdeka! Dirgahayu Indonesia! Jayalah selama-lamanya!

    Category:
  • Tadi siang pertama kali saya menghadiri acara pernikahan di Malaysia. Sebenernya pernah dapet undangan pernikahan teman kantornya Ari, tapi bentrok dengan acara keluarga — dan itu pernikahan keluarga India! Jadi ga bisa ikutan joget kan, hahaha.

    Yang menikah ini teman kantor Ari. Akad nikah sudah dilaksanakan hari Jumat lalu, baru hari ini resepsinya. Dan buat saya, pernikahan khas Malaysia ini menarik juga.

    Pertama, SEMUA tamu perempuan memakai baju kurung dan berjilbab ? Jadi lah saya saja yang mengenakan rok “pendek”, itu pun di bawah lutut (termasuk sangat konservatif). Tapi pihak keluarga pengantin ga terlalu mempermasalahkan itu dan mereka jadi ngeh kalo kami bukan orang Malaysia ? Langsung disapa dengan bahasa Inggris, hahaha.

    Catatan: lain kali kalo ada nikahan, pake baju kurung ya. Iya.

    Kedua, tidak ada model pesta prasmanan/standing party. Malaysia SANGAT menjunjung sunnah Rasul, yaitu makan sambil duduk dan (diusahakan) langsung menggunakan tangan kanan. Ga hanya pesta pernikahan; acara sunatan sampe open house Idul Fitri sebisa mungkin pesta round table. Sekalinya prasmanan, itu juga kemarin saya lihat di acara open house Petronas yang pesertanya banyak sekali sehingga disediakan meja-meja tinggi untuk meletakkan piring dan makan. Sebenernya pesta dengan model meja kursi ini masih umum banget di kampung-kampung atau kota kecil di Indonesia. Kalo udah kota besar, apalagi Jakarta, rata-rata standing party. Jujur ya, lebih enak pesta model duduk di meja kursi begini, hahaha. Makanan lebih bisa dinikmati, anak-anak bisa duduk dan makan, dan lebih nyaman.

    Ketiga, karena model pesta round table begitu, jumlah tamu yang datang juga ga membludak. Dan ini juga didukung dengan tata cara pesta pernikahan Malaysia ketika pasangan pengantin dan orangtua yang turun menghanpiri tamu-tamu; sedangkan kalo di Indonesia, terutama pesta adat Jawa, kan biasanya pengantin jadi “pajangan” di depan, ehuehe.

    Keempat, ga ada signage atau tanda resepsi pernikahan di depan lokasi pernikahan, hahaha. Kalo pernikahan di Indonesia udah awam banget pake janur kuning di depan gedung resepsi karena menurut arti simbol (yang kembali ke jaman Hindu dahulu kala), janur kuning melambangkan cahaya pernikahan yang diharapkan selalu terang. Waktu kami ke lokasi, sempet ga sengaja kebablasan, hahaha. Saya komentar, “ga ada janur kuning ya?” *YA MENURUT LOOOEEEE?*

    Kelima, budaya amplop berisikan uang untuk diberikan ke pengantin di sini rupanya nggak, atau belum, dikenal di sini. Ari sempet nanya ke temennya soal pemberian amplop ke pengantin dan apakah ada kotak amplop. Temannya Ari berkomentar bahwa mereka ga pernah tau yang kaya gitu dan balik nanya, “apa tu kotak amplop?” Kalo mau ngasih hadiah kado sih bisa, tapi itu juga ga wajib.

    Menarik juga lho melihat acara pernikahan negara lain ? Sangat menyenangkan dan menambah wawasan.

    Category:
  • Kapan hari gitu kan saya pernah nulis soal digital kidnapping ya. Terus saya keinget satu kejadian di Path.

    Jadi namanya social media itu ya ada gunanya juga lah ya. Dari nyari pacar *eeeeeh* sampe laporan tindak kriminal ke pihak terkait atau laporan langsung (citizen journalism). Salah satu yang sering dipake itu laporan orang hilang.

    Biasanya disebar di Twitter, dan kadang untuk versi sedikit lebih panjang lewat Facebook atau Path. Walopun Path itu private, biasanya pengguna Path (yang mayoritas orang Indonesia) itu nge-repath foto atau screen capture teks lalu diunggah dari akun dia sendiri. 

    Nah, beberapa bulan lalu sempet nyebar nih di Path informasi anak hilang. Anak perempuan, ciri-ciri begini, hilang di area mana dan jam berapa, serta orang yang bisa dihubungi.

    Awalnya ya biasa lah ya; temen saya yang kebetulan punya temen Path banyak banget mengunggah informasi itu di akun Path-nya. Respon mulai muncul — dari simpati sampai doa. 

    Lalu ada satu komentar.

    “Lho, ini kan ponakan gue?! Lho, kok dibilang hilang sih?? Ini anaknya ada kok sama orangtuanya di rumah gue!”

    Eng ing eng.

    RUSUH LAH ITU LANGSUNG YA SODARA-SODARA.

    Yang komentar langsung klarifikasi.

    “Iya, ini anak kakak gue! Gimana sih, anaknya gapapa kok! Ini sama orangtuanya di rumah gue, lagi ada acara keluarga!”

    “Terus ini contact number nomernya siapa?”

    “Lah itu nomer hape suami kakak gue…”

    Lhoh.

    Bingung ga sih jadinya.

    Entah apa maksudnya individu yang ngambil foto anak orang lalu dibilang “anak hilang” dan entah kenapa kok pake nomer handphone si ayah. Kalo dibilang iseng, itu kelewatan. Pernah lho, tahun 2008-2009 gitu ada film horor Indonesia bikin “promosi” dengan cara nyebarin berita anak hilang — yang ternyata anaknya hilang karena diculik pocong. Bzzzzt. Habis lah itu pihak promosinya dimaki-maki sama pengguna Twitter.

    Jadi ya tetep sih maksud saya nulis kaya gini. Hati-hati sama informasi pribadi mengenai diri kita dan orang terdekat kita. Kasarnya, Allah udah nutupin aurat dan aib kita, jangan lah malah kita yang mengumbar kemana-mana.

    Category:
  • Beberapa hari ini saya tertarik dengan tanaman dalam rumah (indoor plants) karena Snapchat teman saya yang beberapa kali menunjukkan tanaman di apartemennya.

    Masalahnya, saya itu nggak bakat nanam tanaman ? Udah lah beberapa kali ngebunuh tanaman herba, ini lagi pake pengen punya taneman lagi segala.

    Tapi temen saya bilang kalo taneman indoor itu ada banyak yang gampang banget perawatannya (“pada susah mati kok”) dan ga butuh banyak air — nah ini salah satu faktor yang bikin saya kepikiran. Saya kepikirnya gimana kalo saya mudik ke Indonesia untuk beberapa minggu? Gimana ngasih air ke tanamannya? (sementara Hafiz dengan semangatnya ngomong, “pake robot, Kap! PAKE ROBOT!”)

    Cari-cari informasi di Internet, nemu banyak. Ada beberapa tanaman yang saya suka. Dan ketika minggu lalu ke IKEA di Damansara, saya sempet beli tanaman lidah mertua (mother-in-law-tongue) *namanya ga enak banget ya, hahaha*

    Satu hal yang saya sayangkan, tanaman ini ga terawat di IKEA. Iya sih, tanaman ini tanaman yang perawatannya super mudah (tahan banting, ga butuh banyak air), tapi tetep namanya juga makhluk hidup ya, pasti bisa sakit. Dan tanaman ini bisa kena penyakit jamur — dan yang saya beli ini ada jamurnya ? Saya berusaha supaya jamurnya ga nyebar dengan cara menyemprotkan area yang terkena jamur dengan larutan air dan pembersih alami (serai wangi). Lumayan berhasil sih. Tapi ada juga yang ga ketolong dan jamurnya nyebar. Kepaksa daunnya saya potong pake pisau. Hiks.

    Bahkan kalau dilihat di foto, ada bercak coklat di daun bagian bawah, nah itu jamurnya. Menyebalkan. Semoga tanaman ini cepat sembuh ya. Amiiin.

    Nah, barusan hari ini saya membeli tanaman lagi, namanya jade plant. Kata temen saya juga, tanaman ini juga yang susah matinya.

    Yang saya suka, tanaman ini sudah terawat sejak di toko. Saya sering liat staf toko membersihkan dan mengelap daun-daun tanaman yang dijual. Jadi memang tanamannya keliatan bagus dan sehat.

    Jade plant ini termasuk succulent, alias sodaranya kaktus. Jadi memang menyiramnya ga boleh sering-sering. Kata ibu penjual tanaman, “dua kali seminggu.”

    Sudah terpikir ingin membeli tanaman lagi, hahaha. Belum tahu sih mau beli tanaman apa.

    Category:
  • “Lu ga pernah cuci piring, gw malu kalo ada orang dateng ke rumah!”

    “ORANG DATENG KE RUMAH BUAT DIBUNUH JUGA”

    “Vampir ga cuci piring.”

    Ini film baru mulai kok udah ngeselin gini sih =)))

    #kapkapcommentary

    Tetep film horor sih, cuma nyambungin ke humor ala Inggris yang absurd jadinya krik krik krik banget

    #kapkapcommentary

    REFERENSI KE PAC-MAN. BANGKEK =))))

    #kapkapcommentary

    “We don’t smell our own crotches. We smell each other’s crotches. And it’s like… Uh… A greeting.”

    Ketika vampir hina-hinaan sama werewolves. Ini apa pula banget.

    #kapkapcommentary

    “Sebisa mungkin jangan sampe ada lebih banyak polisi dateng, apalagi kalo mereka Kristen”

    =))))

    #kapkapcommentary

    “Just leave me to do my dark bidding on the Internet!”

    “What are you biding on?”

    “I’m biding on a table.”

    … … Iya.

    #kapkapcommentary

    Petyr is quite adorable though

    #kapkapcommentary

    I always love it when a movie or series talking about being immortal and what it goes along with — watching your loved ones die and such.

    #kapkapcommentary

    Category: