Awal minggu kemarin, kami di KL mendapatkan hari libur dua hari (Senin dan Selasa) karena ada dua event: Federal Territory Day dan Thaipusam.
Long weekend kemarin jadi kami gunakan untuk berjalan-jalan. Pertama, ke Legoland di Johor.
Dibuka pada tahun 2010-2011 (?), Legoland memang masih tergolong theme park yang sangat baru, dan lokasinya juga lumayan jauh dari pusat kota Johor Baharu. Sesuai namanya, Legoland menampilkan diorama bangunan dan kota terkenal yang dibangun menggunakan Lego dan dua toko Lego; The Big Store dan The Brick Store. Ada juga Science Center untuk anak-anak belajar robotik dan Lego.
Salah satu lokasi favorit kami adalah Star Wars Miniland ๐ Star Wars adalah salah satu merek yang cukup menjual di Lego, dan ga heran melihat pasukan Imperial dan para pemberontak ikut pameran, hahaha.
Di Star Wars Miniland, pengunjung menonton film animasi pendek mengenai Star Wars Bombad Bounty, parodi oleh Lego mengenai Star Wars IV sampai VI yang diganggu habis-habisan oleh Jar Jar Binks. Videonya juga tersedia di Youtube ๐
Selepas menonton filmnya, pengunjung memasuki ruang pameran yang menampilkan beberapa adegan dalam film Star Wars dari I sampai VI plus keterangan mengenai beberapa karakter dan planet yang dipasang di dinding. Beberapa dapat bergerak dan pengunjung bisa menekan tombol untuk membuat, misalnya, Milennium Falcon lepas landas ๐
Untuk yang ingin berkunjung ke Legoland, berikut sedikit informasinya.
Harga masuk Legoland agak mahal; RM 160. Mungkin kalau ikut tur wisata bisa sedikit lebih murah ya. Anak-anak berumur di bawah 3 tahun gratis tiket masuk. Harga berbeda untuk warga Malaysia dan pengunjung asing.
Legoland adalah theme park yang masih sangat baru, sehingga pepohonan yang ada juga belum terlalu rimbun. Namun pihak taman menyediakan banyak kursi dan tempat berteduh, sehingga tetap nyaman untuk berjalan-jalan. Stroller anak-anak juga disediakan untuk para pengunjung cilik yang kelelahan.
Ingat, ini Malaysia, negara tropis. Yang namanya panas pasti ada. Yang namanya hujan juga ada. Nggak perlu mengeluh. Siapkan saja: sunblock (SPF 50 kalau bisa), handuk kecil, botol air minum, topi, dan apabila datang saat musim hujan, bisa bawa payung lipat — walaupun banyak merchant di dalam taman yang juga menjual payung. Berpakaianlah yang nyaman dan mengenakan sepatu olahraga karena banyak berjalan. Tidak perlu khawatir soal tempat istirahat; Legoland mempunyai banyak tempat beristirahat dan makan. Di Science Center (sebelah Star Wars Miniland) ada kursi pijat otomatis dengan biaya RM 5.
Dan yang terakhir, bersenang-senanglah. Ngapain ke theme park kalo hanya berujung merengut dan cemberut sambil mengeluh “panas” padahal sudah tau ini di Malaysia yang jelas-jelas negara tropis? Kalo mau dingin, ke Greenland saja sana.
Selepas dari Legoland di Johor Baharu, kami mampir ke Malaka. Malaka adalah salah satu kota kesukaan saya karena sejarahnya yang merupakan gabungan antara India, Cina, Portugis, dan Belanda. Kota Malaka bisa dengan rapinya menjalin hubungan antara dunia modern dan kota lama, dan itu sangat keren untuk saya ๐
Di Malaka, kami berjalan-jalan menyusuri sungai Malaka di malam hari. Ada beberapa pengamen jalanan dan kafe-kafe yang menyediakan makanan dan minuman untuk para pengunjung.
Kami juga mengunjungi museum Samudera dan Maritim yang terletak di dekat sungai Malaka. Museum Samudera dan Maritim adalah dua museum yang saling bersebelahan dan dalam bentuk kapal. Isinya menceritakan mengenai perjuangan dan kehidupan orang Malaka di masa lampau beserta beberapa pahlawan dunia maritim. Salah satunya Henry si Hitam (Henry the Black), salah seorang staf dari tanah Asia yang ikut menemani Magellan mengelilingi dunia sehingga disebut sebagai “Magellan dari Asia”.
Masih berjalan-jalan sepanjang sungai Malaka, ada kedai cendol di Stadhuys (dekat jam kota) yang menjual berbagai macam cendol. Dari cendol biasa, cendol durian, sampai ABC (ais batu campur) spesial yang menggunakan es krim ๐ Enak rasanya panas-panas minum cendol yang segar dan dingin. Ari memesan ABC spesial dan saya memesan cendol durian, hahaha.
Kami juga berjalan-jalan di Jonker Street. Saat malam hari, Jonker Street biasanya terlarang untuk kendaraan dan ramai sekali. Saat siang, sedikit lebih sepi tapi ya tetap ramai, hahaha.
Kami juga menaiki Malaka River Cruise, yaitu wisata mengarungi sungai Malaka menggunakan kapal penumpang beserta penjelasan mengenai tempat-tempat bersejarah yang berada di tepi sungai Malaka.
Salah satu favorit saya adalag Kampung Morten. Dibangun pada tahun 1920-an oleh JF Morten, Kampung Morten adalah salah satu kampung perintis yang dibangun di atas rawa di Malaka. Di masa lalu, penghuninya rata-rata bekerja sebagai nelayan dan nahkoda kapal tandu yang bertugas memandu kapal-kapal besar milik pedagang yang ingin memasuki Malaka. Kampung Morten masih ada sampai sekarang dan tetap berpenghuni. Cantik sekali kampung itu berhiaskan lampu-lampu untuk menerangi tepi sungai.
Kalau melihat Malaka, rasanya sedih. Jadi ingat Jakarta.
Jakarta mempunyai potensi yang sama dengan Malaka di Sungai Ciliwung dan area Kota Tua (Fatahillah). Hanya sayang sekali keadaannya masih tidak teratur dan tidak terawat. Semoga saja pemerintah kota dapat memperbaiki Jakarta menjadi kota metropolitan yang maju dan kental dengan nuansa sejarahnya yang cantik dan kaya ๐