Sketsa dari tulisan Adhitya Mulya (lagi): Rumah untuk Taufik
Oh iya, sebenernya di ceritanya mas Adhitya itu malaikat Izrail memegang pundak (rohnya?) Kalis. Tapi entah kenapa saat saya visualisasikan, rasanya lebih ‘ngena’ (di saya 😅) kalo malaikat Izrail duduk menatap badan Kalis yang masih koma dan mata Kalis terpejam. Lebih seperti hubungan batin antara Kalis dan malaikat Izrail yang bahkan ga membutuhkan tatapan mata — sekedar mengingatkan diri sendiri: Kematian itu dekat. Sangat dekat.
Catatan singkat: Sejak baca ‘Ada Kue Pukis di Surga’, saya jadi senang membaca karya-karya mas Adhitya. Alurnya nggak ngebut, tapi juga bukan berarti jadi bertele-tele. Setiap kalimat saling melengkapi; dan karena menggunakan bahasa sehari-hari, rasanya bisa ikut merasakan perasaan para karakter yang ditulis. Kalau ingin baca-baca, bisa menyambangi laman mas Adhitya di Suami Gila.
Leave a Reply