Cukup banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, dan kalo boleh saya bilang, nggak semuanya menyenangkan. Iya, saya merujuk ke bom Paris.
Saya sendiri lebih banyak diam di akun social media saya — Facebook (karena Twitter udah nggak ada). Dari tumpahan simpati sampe debat konyol soal banyak-banyakan orang yang meninggal — sudah cukup banyak.
Hal ini sebenernya udah pernah disinggung di komunitas Tumblr, dan sampe sekarang pun masih jadi debat sengit.
Agak sedih melihatnya.
Korban berjatuhan, tapi masih tetep aja ada yang ribut siapa yang paling menderita.
Sudah lah, sama-sama hidup di Bumi. Bumi juga cuma satu. Sama-sama menderita.
Kedutaan Perancis di KL memasang bendera Perancis dan Uni Eropa setengah tiang sejak terjadinya bom Paris. Karangan bunga berbuket-buket banyaknya diletakkan di depan kedutaan. Polisi berjaga-jaga. Apalagi hari ini sampai tanggal 22 November nanti sedang berjalan ASEAN Summit. Keamanan dalam kota KL lagi ditingkatkan dan sering sekali terdengar suara sirine polisi meraung-raung dan helikopter bolak-balik di langit KL.
Lumayan cukup untuk membuat saya terkena serangan panik kemarin.
Tapi ironisnya, berita buruk seperti ini udah makin sering terjadi. Entah apakah karena informasi dan berita makin mudah dibagi atau memang para politikus dan pejabat makin sinting… Atau dua-duanya.
Saya heran dengan orang-orang yang sengaja membuat konflik seperti ini. Rasanya ingin saya tanya, “kok lu bisa sih tidur dengan nyenyak di malam hari?” Asli. Perang gini yang udah memakan korban orang-orang nggak berdosa dan anak-anak. Terus para politikus yang sengaja bikin perang ini masih bisa makan enak gitu? Masih bisa tidur nyenyak gitu?
Nulis ini bikin saya marah lagi, dan saya udah capek marah.
Dan tau apa lagi yang bikin saya emosional sebagai seorang muslim?
Setiap kali, SETIAP KALI, ada berita mengenai pengeboman yang melibatkan penduduk sipil, saya yakin semua umat muslim seluruh dunia berdoa, “semoga bukan orang Islam pelakunya.” Karena seorang muslim yang waras dan punya akal sehat tahu bahwa Islam tidak begitu. Kalo ada yang berani membawa isu jihad, seharusnya baca lagi itu Al-Qur’an dan hadist Rasulullah.
Jihad tidak dan bukan membunuh.
Seorang siswa berangkat sekolah untuk menuntut ilmu? Itu jihad.
Seorang pejalan kaki yang menyingkirkan batu atau pecahan kaca di jalan supaya orang lain tidak terkena atau celaka? Itu jihad.
Seorang anak yang bertanya mengenai ilmu pengetahuan dan agama untuk memperkaya dirinya dan kepribadiannya? Itu jihad.
Seorang ayah yang berangkat bekerja untuk menafkahi keluarganya? Itu jihad.
Seorang wanita bekerja yang mempunyai karir dan membantu keuangan keluarganya? Itu jihad.
Seorang ibu yang sedang melahirkan anaknya? Itu jihad.
Jihad artinya “perjuangan”. Seorang manusia yang berjuang untuk hidupnya dan hidup orang lain, yang berkarya dan bekerja untuk kehidupan yang lebih baik, Insya Allah manusia itu sedang berjihad.
Dan segerombolan orang brengsek dalam Daesh ini berani-beraninya mencatut nama Allah, Islam, dan jihad.
Al-Fatihah untuk semua korban dari konflik kemanusiaan ini. Maafkan kami.