Waktu saya masih rajin ngeblog di Blogger (kisaran tahun 2004-an), saya ini suka sekali gonta-ganti layout. Saat itu Blogger belum mempunyai template untuk layout/themes seperti yang sekarang kita tahu. Kalo mau ganti layout itu murni HTML dan CSS — dan itu perkenalan pertama saya dengan dunia HTML/CSS.

Bisa dalam sehari saya gonta-ganti sampe 5 kali; sampe temen saya komentar, “tadi pagi gw baca blog lu. Siangnya gw liat lagi, sampe kaget karena udah ganti lagi.”

Emakasih lho udah buka blog saya dan nambahin traffic, ahuehuahe~

Dan ternyata hal itu kebawa sampe sekarang, 2016, ketika saya sudah menggunakan WordPress. Sampe mas Agus komentar barusan, “semoga betah menggunakan 1-2 themes saja,” hahaha. Pas sekali dengan saya yang lagi rewel-rewelnya gonta-ganti themes. Dari Twenty Sixteen, Adelle, Twenty Twelve, balik lagi ke Adelle, lalu Twenty Twelve KW super, hahaha.

Sebab utamanya itu saya rewel luar biasa urusan tampilan. Saya sangat suka typeface sans-serif, dan sebisa mungkin ukuran hurufnya nggak terlalu besar. Itu yang bikin saya sebal lahir batin dengan Twenty Sixteen dan Twenty Fifteen. Bagus, tapi ukuran huruf buat saya terlalu besar. Lebih parah lagi: typeface serif. Plis deh. Twenty Thirteen dan Twenty Fourteen? Iya siiiih… Sans-serif. Tapi sans-serifnya nggak yang sreg gitu.

Adelle sudah cukup pas untuk saya. TETAPI… Bentuk hurufnya juga bikin saya garuk-garuk punggung. Huruf A dan O nyaris sama, dan itu membuat saya merasa sangat terganggu.

Paling pas untuk huruf adalah Twenty Twelve ini.

TETAPI… (Iya. Masih ada “tetapi”…)

Post formats nggak komplit. Saya butuh post formats untuk Audio, Video, dan Chat. Apakah sering dipake? Sebenernya sih nggak. Tapi saya mau.

Jadi sempet lah saya galau antara Adelle dengan Twenty Twelve, hahaha. Akhirnya saya memutuskan untuk menambah deretan kode sendiri untuk post formats berbekal tutorial dari Elegant Themes.

Mengikuti kata-kata Ing, “kita mah lebih mentingin estetika ketimbang konten, hahahahaha!” *kapkap bocahe ing*

Tapi bener deh, gonta-ganti themes itu capek lho. Semacam, “apalah ini kenapa hati ini tak pernah puas. Cinta, deritanya tak ada akhir…” Tapi gimana… Seneng aja gitu liat “baju baru” blog, uhu~

JADI… Seperti doa dari mas Agus (mas, saya amini lho ini, ngoahahaha~) semoga tahun 2016 ini saya bisa tetap menggunakan CUKUP SATU THEMES saja! Merdeka!

2 responses to “Ubek-Ubek WordPress Themes di 2016”

  1. Contohlah Priyadi.net kap hoahaha

    Like

    1. Alamak, dedengkot dunia blog Indonesia 😆

      Like

Discover more from coriander in pho

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading