HAAAAAALLLLLLOOOOOOOO!
Sebenernya saya masih lumayan cape, tapi karena saya mau ngapus-ngapusin foto di hape saya jadi saya mutusin ngeblog aja, hahaha.
Anu, hubungannya foto sama blog itu… Gini. Jadi saya Desember 2014 kemarin kan mudik ke Indonesia selama 2-3 minggu ya. Foto-foto yang ada di hape saya biasanya otomatis backup di Google Plus saya setiap ada sambungan WiFi. Cuma ya pas mudik itu agak susah nemu koneksi WiFi, dan saya ga mau backup pake koneksi data GSM. Selain, errrr, lelet, agak mahal juga, hahaha. Jadi lah foto dan video numpuk di hape sampe storage hape saya cuma nyisa 80 MB kemarin itu.
Hubungannya blog sama foto di hape adalah, kalo ini foto-foto saya delete, agak repot kalo saya ngeblog sambil download ulang foto dari G+ saya. Ya sekalian aja deh ngeblog dan setelah selesai ya saya hapus foto-fotonya. Saya sendiri lebih seneng ngeblog lewa hape karena lebih mudah upload foto langsung ketimbang transfer foto dulu ke komputer atau laptop. Jadi mohon maaf kalau ada salah ketik atau apa, haha.
Soal mudik, iya emang lama. Jalan-jalannya lebih banyak di Bali dan Purwokerto. Bali, karena udah direncanain dari jauh hari, dan Purwokerto karena itu kota tempat tinggal orangtua saya dan Wira sunat.
Waktu di Bali sebenernya kita juga ga banyak jalan-jalan. Lebih sering di pantai dekat hotel. Saya dan Ari kebetulan bukan tipe yang harus wajib ngejelajah satu pulau kalo jalan-jalan, hahaha sebenernya karena faktor umur sih
Di Bali, hanya mampir ke dua objek wisata; Bali Safari and Marine Park dan Tanah Lot.
Foto di bawah ini saat para staf melakukan pertunjukan dan pengenalan untuk menyambut para pengunjung. Lumayan keren pas ada elang terbang dari arah belakang penonton ke tengah panggung ๐
Bali Safari and Marine Park ini salah satu dari beberapa safari yang dimiliki oleh pihak Taman Safari ๐ Bedanya dengan Taman Safari Cisarua, Bali Safari menyediakan angkutan khusus untuk para pengunjung berkeliling taman safari (sedangkan di safari Cisarua para pengunjung berkeliling dengan mobil pribadi — kecuali saat safari malam.) Salah satu favorit saya adalah saat menonton gajah yang sedang dimandikan karena baik gajahnya dan pelatihnya sama-sama lucu dan senang bermain-main ๐
Selain itu, kesukaan saya adalah bagian petting zoo (kebun binatang cilik — biasanya hewan-hewannya sangat jinak dan bisa disentuh atau diberi makan pengunjung sesuai arahan dari pelatih.) Saya sukanya karena papan-papan peringatannya kalimatnya lucu-lucu, hahaha.
Saat saya bertanya soal tulisan di atas itu, salah satu stafnya bercanda bilang, “iya, buayanya itu menghindari bentuk material duniawi dan menginginkan zen dalam kehidupannya yang fana ini.” Hahaha.
Di area petting zoo juga ada kolam ikan koi yang sangat adem dan nyaman untuk beristirahat.
Dan yang terakhir, favorit saya adalah produksi poo paper. Bener-bener artinya “kertas kotoran”. Kertas yang dibuat dari kotoran hewan herbivora.
Jadi kotoran hewan herbivora itu kan masih banyak banget mengandung serat tumbuhan yang nggak bisa dicerna, serat-serat itu lalu dibersihkan (dan saya yakin banget deh dikasih disinfektan) lalu dijemur dan dibuat menjadi bubur kertas untuk akhirnya dicetak jadi kertas.
Setelah Bali Safari and Marine Park, kami juga mengunjungi Tanah Lot. Selama ini saya mengira Tanah Lot itu seperti pura yang lokasinya terpencil gitu dan harus hiking (maklum, saya belum pernah ke Bali, hahaha) tapi ternyata eh rame juga, hahaha.
Saat kami tiba di Bali, sebenarnya saat itu sedang ada perayaan Galungan; jadi banyaaaaak sekali orang lokal Bali yang juga mengunjungi tempat wisata (Bali Safari and Marine Park memberi diskon 50% untuk tiket masuk bagi pengunjung dengan KTP Bali) dan di Tanah Lot juga nggak terkecuali. Karena berupa komplek pura, kami sering berpapasan dengan rombongan umat Hindu yang sedang beribadah. Dan saya baru tahu bahwa saat Galungan itu para umat Hindu mengunjungi pura sebanyak yang dia mampu dalam waktu satu hari. Wow banget. Itu luar biasa lho, berkeliling ke banyak pura di Bali. Jadi banyak orang Bali yang kami temui sering berkata, “hari ini Bali rame oleh warga lokal.” Hahaha, kami malah seneng karena bisa bertemu banyak orang lokal sehingga bisa nambah info soal Bali.
Saya ga foto umat Hindu yang sedang beribadah karena saya nggak pengen mengganggu mereka — dan juga pengunjung biasa dilarang masuk pura. Saya kebayangnya kalo saya yang sedang shalat di masjid lalu ada yang foto-foto ceklak-ceklik depan belakang kanan kiri. Risih rasanya. Jadi saya hanya foto mereka saat mereka berjalan menuju pura lain, dan juga dari belakang sehingga muka mereka tidak perlu terlihat.
Salah satu pura di Tanah Lot yang terkenal (kata Ari, “yang ada di uang kertas itu lho”) itu yang berada di laut, namanya pura Tanah Lot. Lokasinya di laut dan merupakan tempat pemujaan dewa-dewa laut.
Sebenernya ada satu lagi pura yang lokasinya di tebing menjorok ke laut, namun mohon maaf sekali saya lupa namanya apa. Pura ini juga cantik sekali.
Setelah dari Bali, kami menuju Purwokerto. Kami berangkat ke Purwokerto dari Jakarta menggunakan KA Argo Dwipangga dari stasiun Gambir. Saya sendiri seneng banget kami naik kereta, hahaha. Saya suka kereta api soalnya.
Di Purwokerto, kami sedikit berwisata kuliner dengan mengunjungi Bakso Pekih dan Es Krim Brasil.
Es krim Brasil ini es krim buatan sendiri dengan rasa tempoe doeloe alias jadul, hihi. Saya pribadi lebih senang dengan es krim jadul begini, karena rasanya lebih ringan; nggak terlalu berkrim dan nggak terlalu manis.
Dan harganya jauh lebih murah, hahaha.
Di Es Krim Brasil, kami memesan banana split untuk dibagi bertiga. Kalau banana split biasanya menggunakan rasa es krim neapolitan (vanilla, strawberry, dan coklat,) banana split Brasil menggunakan rasa strawberry, anggur, dan coklat.
Es krim Brasil ini untuk saya enak karena memori ๐ Saat saya besar di Cilacap, saya dan sodara sepupu saya beserta para om tante pakde bude (rameeee, hahaha) suka ngumpul di rumah akung uti saya. Biasanya kami dibelikan es krim, ya es krim Brasil itu (saya besar di era saat awal-awal Wall’s baru masuk ke Indonesia). Karena para cucu rata-rata masih kecil, biasanya kami dibelikan es mambo (es dalam wadah plastik panjang) karena lebih mudah dipegang. Itu pun dipotong setengah, jadi satu anak dapet setengah es mambo.
Untuk para om tante dan pakde bude, mereka biasanya dapet es krim di cone. Dan es krim cone itu UENAK BANGET. Ada rasa jeruk, strawberry, dan coklat. Dan buat kami para cucu yang masih kecil dan ingusan, es krim cone itu seperti simbol status, hahahaha. Kalo sudah makan es krim cone sendirian, artinya sudah besar.
Jadi ketika saya sudah cukup besar untuk bisa memakan es krim cone tanpa belepotan dan berantakan, itu rasanya saya jadi anak paling keren sedunia, hahahaha.
Dan sampe sekarang pun saya masih beranggepan begitu, hahahahahaha. Tetep lah es krim cone Brasil itu favorit saya kemana-mana.
Saat di Purwokerto, kami juga memutuskan untuk mengkhitan Wira. Alasan utamanya karena memang dianjurkan dokter — bahkan sejak dia bayi. Wira mengalami fimosis yang berujung infeksi saluran kencing, dan dokter sudah menyarakan agar Wira dikhitan saja agar infeksinya cepat sembuh. Pengaruh infeksi ini ke tubuh si anak besar sekali lho. Karena infeksi, makanan yang dicerna lebih banyak digunakan tubuh untuk melawan kuman di infeksi itu. Sisa-sisanya baru digunakan untuk tumbuh. Makanya biasanya kalo si anak terkena infeksi saluran kencing (dan infeksi ini biasanya terjadi di anak laki-laki) biasanya mudah sakit dan susah besar badannya. Dengan dikhitan, Insya Allah infeksinya bisa dihilangkan dan makanan yang dicerna bisa 100% diserap tubuh dengan baik.
Dan saya juga jawab, “mumpung anaknya belum bisa minta Playstation atau sepeda, hahaha. Kalo dikhitannya pas SD atau SMP, susah nanti, jangan-jangan malah minta motor Ducati, hahahaha.”
Proses khitannya… Dramatis, haha. Namanya juga anak-anak, sangat wajar untuk merasa takut dan khawatir. Sehingga yang namanya menangis pasti ada. Saya sebagai orangtua juga ikut khawatir awalnya.
Namun karena ilmu medis dalam khitan sudah makin maju, Alhamdulillah dokter bisa memberikan estimasi kapan lukanya kering dan sembuh. Nggak terlalu lama juga. 3-5 hari. Selain itu kami juga diberi antibiotik (untuk mengobati infeksi), anti radang, dan paracetamol untuk penghilang rasa sakit.
Saat Wira dikhitan, saya dan Ari sama-sama setuju bahwa kami NGGAK mau yang namanya bikin acara gede-gedean. Jadi kami memutuskan untuk membuat nasi boks saja untuk dibagikan ke tetangga sekitar rumah orangtua saya.
Untuk kami sekeluarga, orangtua saya mengadakan bakar ikan bareng-bareng. Ayah saya mempunyai kolam ikan di belakang rumah dan pas sedang panen ikan. Alhamdulillah jadi bisa makan ikan rame-rame ๐
Selain Purwokerto, kami juga mengunjungi Sokaraja untuk membeli batik. Biasanya mas Ari membeli kemeja batik untuk ngantor. Jadi duta bangsa Indonesia di Malaysia melalui batik, haha.
Di toko batik ini (nama tokonya “Batik Anto Djamil”) harga batiknya nggak terlalu mahal. Untuk batik yang paling mewah (sutra dan lukisan tangan) harganya paling mahal itu mendekati 2 juta.
Itu termasuk murah karena kami pernah melihat batik di mall Grand Indonesia, Jakarta, yang harganya… 17 juta.
Wira sendiri senang sekali kalo kami mampir di toko batik. Selain banyak warna dan motif yang dia bisa lihat, ruangan toko batik biasanya luas dan lapang (untuk para calon pembeli duduk dan melihat kain batiknya dibuka untuk melihat motifnya) jadi dia bisa berkeliaran melihat-lihat.
Kami kembali ke Kuala Lumpur tanggal 31 Desember kemarin, tepat sehari sebelum Tahun Baru karena kami penasaran Tahun Baru di Malaysia itu seperti apa ๐
Sebenarnya sama saja, tetapi tahun ini rasanya perayaannya sedikit lebih tenang karena baik Malaysia dan Indonesia sedang diuji. Indonesia diuji dengan tragedi pesawat Air Asia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan saat melakukan penerbangan dari Surabaya menuju Singapura dan Malaysia sendiri sampai saat ini sedang dihantam bencana alam berupa banjir yang melanda area pantai Timur yaitu Kelantan, Pahang, dan sekitarnya. Bahkan tragedi QZ 8501 pun membuat Malaysia merasa terpukul karena Air Asia adalah perusahaan Malaysia dan Air Asia Indonesia sudah seperti adik sendiri.
Semoga saja kita semua senantiasa diberikan kekuatan dan ketabahan serta hati yang murni dan bijak dalam menghadapi hidup, baik dari tahun 2014, di tahun 2015, dan tahun-tahun berikutnya. Bismillahirrahmanirrahim.