Akhir pekan kemarin kami berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan adik ipar saya di Depok. Selama di Depok, kami menginap di sebuah hotel yang tergolong masih baru dekat pusat kota.
Loncat ke semalam saat kami berjalan di ramp menuju pesawat yang akan membawa kami ke Kuala Lumpur, Wira tiba-tiba berkata: “Wira tadi ngobrol sama Mado.”
Saya dan Ari bingung.
“Siapa, nak?”
“Mado.”
Masih merasa salah dengar, kami bertanya lagi, “siapa namanya?”
“Mado.”
“Teman sekolah?”
“Bukan.”
“Teman di mana dong?”
“Di hotel.”
“… Ada anak namanya Mado?”
Wira terdiam lagi. Lalu menjawab pendek. “Bukan. Mungkin.”
“Wira ketemu di restoran atau lobby hotel?”
“Nggak. Di kamar. Tadi Wira telepon, kaya gini nih…” Wira lalu menirukan gaya orang sedang menelepon.
Saya memandang Ari. “Tadi pagi Wira emang lagi pura-pura nelepon di depan kaca sih.”
Ari bertanya lagi ke Wira. “Wira ketemu Mado di hotel? Di kamar hotel?”
“Iya.”
Ari menatap saya sambil nyengir, “maybe it’s his imaginary friend.”
Saya komentar, “… … … IMAGINARY FRIEND OR SOMETHING ELSE? Next it will be some sort of ‘Paranormal Activity’!”
Lalu Ari bertanya satu pertanyaan yang saya sebenernya nggak berani saya tanyakan tapi saya penasaran dengan jawabannya.
“Mado ikut kita ke Kuala Lumpur nggak?”
Jawaban Wira membuat saya lega.
Sedikit.
“Nggak. Dia maunya di hotel.”