Ada yang udah nonton ‘Aggretsuko’?
Aggretsuko itu serial anime di Netflix produksi Sanrio yang menceritakan kehidupan sehari-hari seekor (? Seorang?) panda merah bernama Retsuko. Retsuko ini cewek Jepang yang bekerja sebagai staf akuntan di sebuah perusahan besar dan mempunyai atasan yang super nyebelin, hahaha.
Anime Aggretsuko ini rame dibicarain karena, pake bahasa masa kini, relatable. Kegiatan dan masalah yang dialami Retsuko itu ya kegiatan dan masalah yang, buat banyak pekerja di kantoran, “gue banget!” Apalagi Aggretsuko juga menyentil beberapa isu sosial yang ada di Jepang seperti seksisme dan diskriminasi. Kita ngeliat gimana cara “bertahan hidup” di perkantoran. Ada yang kepaksa manut weh seperti Retsuko, ada yang menentang, ada yang menjilat bos — dan seperti banyak bahan cerita dari Jepang, ga pernah ada yang bener-bener hitam putih jahat baik. Bahkan staf yang gayanya sok imut atau menjilat di depan bos itu termasuk salah satu cara dia bertahan hidup di lingkungan pekerjaan yang manusia-manusianya itu ‘replaceable’ (mudah tergantikan/digantikan.)
Gw rasa itu bagian dari lingkungan kerja saat ini ya? Waktu gw masih ngantor di kampus, gw punya pertanyaan yang sama dan itu bikin gw jadi parno sendiri.
”Am I replaceable? Apakah kemampuan gw ini mudah digantikan/mudah ditiru? Apa kemampuan gw yang bisa bikin gw unik dan ga mudah tergantikan?”
Tentu saja dasarnya manusia itu mudah tergantikan. Kemampuan yang dipunya, seunik apapun, minimal ada lah 1-2 orang di luar sana yang juga bisa. Tinggal masalah berapa lama dan seberapa langka. Tahun 1990-2000an, industri IT belum mempunyai banyak praktisi, sehingga lulusan jurusan IT itu sangat dihargai dan sangat dicari. Sekarang, udah mulai banyak yang ahli dan jago di dunia IT, baik melalui jalur pendidikan formal maupun nggak. Ya industri juga berkembang (misalnya, waktu gw masih SD ya mana tau gw soal pekerjaan sebagai digital content creator atau social media admin,) jadi emang pinter-pinternya kita di adaptasi.
Balik ke Retsuko.
Sanrio ini kan biasanya dikenal dengan karakter yang lucu-lucu macem Hello Kitty, Badtz Maru, dan Keroppi. Nah, sepertinya mereka masuk ke arena rage kawaii melalui Retsuko atau negative mascot seperti Gudetama. Menarik melihatnya, karena para maskot ini jadi lebih manusiawi, lebih “gue banget”, dan di beberapa bagian — seperti Aggretsuko — lebih menyentuh isu sosial.
Gw agak kaget liat anime Aggretsuko dibikin season 2, karena seinget gw, jarang (atau ga ada?) anime yang lanjut sampe banyak season (?) begitu kecuali yang memang disadur dari manga/komik yang panjangnya naujubilah (yes, Naruto and One Piece. I’m looking at you.) Tapi mungkin gw salah, mengingat gw udah lama banget ga ngikutin dunia anime manga, hahaha.
Omong-omong penggambaran rage kawaii, bisa diliat di TVC Van Houten Cocoa dari Jepang ini.
Tautan luar: