Ada yang inget tragedi Mei 1998? Atau mungkin cuma denger aja tapi ga tau apapun soal tragedi itu?
Gw keinget waktu Mei 1998 itu gw masih kelas 2 SMP. Ingatannya berbekas betul gara-gara temen gw yang namanya Anto.
Jadi pada satu hari, anak-anak cowok sekelas itu pada main bola di dalam kelas. “Bola”nya dibuat dari lakban diuwel-uwel jadi berbentuk bola, lalu ditendang-tendang di dalam kelas dengan kursi sebagai gawangnya.
Ya tau sendiri gimana rusuhnya yak. Mana lah anak-anak SMP kan. Kebayang berisik dan apeknya itu dalam kelas.
Sampe ketika temen gw yang namanya Anto menendang bola lakban itu terlalu keras sehingga melambung tinggi dan menabrak pigura foto presiden saat itu, pak Harto.
Pigura foto jatuh, kaca pecah berhamburan. Kelas terdiam.
“Hayo loh, Antoooo,” celetuk seorang anak, “itu pak Harto kenapa-kenapa tuh, fotonya sampe jatoh.”
Anto diomelin wali kelas karena mecahin pigura foto, anak-anak cowok sekelas diamuk guru BP karena main bola dalam kelas dan berisik gila-gilaan, dan kami semua cuma bisa cengar-cengir bersalah.
Minggu depannya, berita di TV dan koran seakan janjian. Demonstrasi besar-besaran di Jakarta, mahasiswa menduduki gedung parlemen, dan pak Harto mundur.
“Hayo loh, Anto,” bisik seorang anak sambil menyikut Anto. Yang disikut menepis sebal, “apaan sih.”
Lalu sekarang, Mei 2019, ada demonstrasi lagi di Jakarta. Untuk alasan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada tahun 1998. Sama-sama demo, sama-sama rusuh, tapi ya penyebabnya ya… Gitu lah.
Menkominfo mengeluarkan kebijakan untuk memblokir beberapa jaringan media sosial dan WhatsApp untuk mengurangi resiko penyebaran hoax.
Ga tau ya; mungkin gw yang kelewat parno. Jadi keinget ‘V for Vendetta’ atau ‘The Handmaid’s Tale’, ga sih?
Nggak, gw nggak belain para demonstran yang bikin rusuh itu. They all can go to Hell for all I care.
Tapi ngeliat potensi-potensi yang dilakukan pemerintah saat ini, atas nama “keamanan dan kedamaian publik” — dan gw sebenernya paham betul kenapa Menkominfo melakukan itu. Tau sendiri kan hoax kaya apa kalo nyebar di grup WhatsApp? Gw sumpahin jempolnya putus semua yang nyebarin hox itu — gw berharap semogaaaa ya, semoga banget, pemerintah selalu tau dan ngeh akan kemampuan mereka membatasi sesuatu.
Perlu ada kedewasaan dari publik untuk memilah berita dan mengamalkan “stop di kamu”. Perlu ada… Apa ya, semacam prasangka baik ke pemerintah bahwa mereka ga bakal kebablasan (ya walopun Reddit dan Tumblr titip salam halo halo bolak-blokir apa kabar sih ya) dalam menerapkan aturan dan peraturan.
Doa teriring untuk teman-teman di Tanah Air. Untuk Polri, Brimob, dan TNI yang bekerja keras mengamankan ibukota. Untuk para teman-teman yang tidak bisa mendapatkan penghasilan hari ini karena suasana mencekam.
Untuk semua yang berharap agar mimpi buruk ini segera berakhir.
2 responses to “Bulan Mei”
Mbaaaaaaaakkkkk pengumuman sidang MK soal gugatan si anu tuh bakal dikeluarin tanggal 28 Juni (hari Jumat) yang mana di tanggal tersebut ada konser band yang aku suka dan mau datengin dan gedungnya di Gondangdia (yang mana arah-arah Monas) SUMPAH KETAR-KETIR KALAU SAMPAI BATAL KAN SEBEL BANGETTT REMPONG PULA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
(Doakan dong. Hiks.)
HIDIIIHHH. Bisa ga sih anteng dikit biar negara kalem hhhh. SEMOGA SEMUA LANCAR AMIN AMIN AMIN.