Kemarin, pulang jemput Wira. Sebelum ke rumah, belanja sayur dulu untuk capcay makan malam.
Sampe rumah, ternyata Rey sama Ari udah pulang. Masuk rumah kan. “Assalamualaikuuum!”
Rey lari-lari mendekat, “MAAAAAAAH! MAAAAAH! MMMMAAAAAAHHHHHHH!”
Ari ngomong, “waaah, kangen ibu yaaa?”
“Nggak, nggak kangen aku kok.”
“Hah masa sih Sayang?”
“Itu anaknya liat tas belanja. Dia minta makan.”
“… gimana…”
“Rey tau kalo aku bawa tas belanja biasanya ada makanan. Ini dia mintain.”
Dan iya. Bener. Dari tas belanja, Wira ngeluarin jeruk dan biskuit. Rey langsung lari ngejar abangnya.
Ibunya? YA DITINGGAL.
Udah nih, makan biskuit sama jeruk. Masih berisik nunjuk-nunjuk meja dapur.
“Apa lagi neng woeeey… Ibu lagi masak iniii.”
“MAMAM!”
“… … AYAH. ANAKNYA MINTA MAKAN. Ini dia makan malam apa sih di sekolah tadi?”
“Lentil soup pake sayuran dan roti. Snack sore makan roti sama minum susu.”
“Lah ITU HARUSNYA KENYANG ITU.”
“Ya meneketehe.”
Jadi lah Rey makan jeruk lagi kan.
Udah?
BELUM.
“MAMAM!”
“NAK ITU MAKANAN SALAMLEKOM DOANG DI PERUT?”
“MAMAM!”
“… … apa ya, aduh, ah ini ada cookies-nya ibu. Ini deh.”
Udah. Cookies. Ngeloyor. Gw lanjut masak.
“MAMAM!”
“Allahuakbar. Ga ada lagi makanan! Abis!”
Rey paham betul arti kata “abis”. Sangat paham.
“MAMAM HUWAAAAAA!”
ANAKNYA NANGIS.
“AYAAAAAH!”
“APAAAAAA?”
“Hhhhhh… Gimana ya. Ini deh. Wortel! Mau? Wortel nih!”
Gw ambil potongan wortel buat capcay.
Langsung diem.
Kesel gw.
“Mamam!”
“Iya, ini wortel. Mau?”
Wortel diterima. Ngeloyor lagi kali ini mau sayang-sayang abangnya.
Selesai dong?
BELUM.
“MAMAM!”
LAGI.
SYARAF. GW. KERITING.
Jadi gw ambil tomat di kulkas, gw potong, gw kasih dia.
“Nih. Tomat.”
“Yaaay. Yippie! Aciiih! (Terima kasih) Ma-ma! (Sama-sama)”
Ngomong sendiri, jawab sendiri. Gw masukin perut lagi nih bocah lama-lama.
Tambahan:
Capcay udah mateng, anaknya merengek minta duduk di meja makan.
Ngegadoin capcay dua porsi.