Akhir-akhir ini gw mutusin ngerapiin isi online store Tees gw soalnya banyak desain yang, apa ya, nggak nggenah gitu. Ada banyak desain yang gw masukin itu hasilnya ga rapi atau malah ga jelas itu apaan, hahaha. Jadi ada beberapa desain yang emang ”ilang” dari lapak. Gw juga pengen bikin semacem OC (original character) supaya isi lapak gw ada temanya.
Meet Smol Dragon.
Gw juga kepikirnya, ini udah dibeliin iPad Pro masa ya ga dibudayakan coba ya? Sementara dulu gw ngeluh ribet bener kalo masukin desain ke Tees itu musti scan gambar, apalagi kalo gambarnya itu pake cat air… HADEH NGEDITNYA CAPE JIWA. Ini udah ada media yang sangat memudahkan, mubazir banget kan kalo ga dipake.
Jujur, awalnya ya juga repot karena masalah resolusi gambar. Karena Tees itu basisnya ya ujungnya nyetak gambar, jadi butuh resolusi 300 dpi. Dulu agak repot karena nyaris semua app menggambar itu rata-rata basisnya digital yang resolusinya itu 72 dpi. Nah, ketolong banget sama app Adobe Sketches dan Adobe Draw, karena selain resolusinya disediain untuk media cetak/printing, mereka juga vektor jadi kalo dipindah ke laptop gitu ga pecah.
Desain yang paling baru, yang baru gw bikin dan upload ke Tees itu ‘Smol Dragon ke Pantai’, ”terinspirasi” dari musim panas di Kuala Lumpur yang panas banget, hahaha.
Gw seneng banget liat hasilnya. Semoga banyak yang suka dan banyak yang beli ya, hahaha. Amiiin.
Karena niatan bikin tema gini, gw jadi belajar juga untuk mulai lebih konsisten dengan penggambaran karakter Smol Dragon.
Mood: ‘Anything You Synthesize’ — The American Dollar
Mendadak kepikiran.
Kapan ya… Kemarin gitu (?) gw ngeliat semacem foto bagus dengan kutipan bijak gitudeh. Isinya itu semacem “never say, “other people have it harder” when you talk with somebody who sad or depressed. It invalidates their sadness and their feelings.”
Gw agak… gimana ya, agak terbagi dua dengan opini itu.
Satu sisi, iya gw ngerti kalo tiap orang menghadapi masalahnya dengan caranya sendiri-sendiri dan apa yang mudah buat orang lain belum tentu mudah buat kita. Iya, dengan bilang, “ah, lu sih belum apa-apa masalahnya. Cemen ini,” itu menyepelekan si orang yang udah curhat dan ngebuka hati ke kita, malah dianggep dia itu “ga ada”.
Tapi satu sisi, kenyataannya ya begitu. Ada orang yang lebih susah, ada orang yang lebih hancur, dan mereka bertahan. Mereka bisa ngadepinnya. Kasarnya, mereka bisa kenapa gw ga? Ya ucapan, “orang lain ada yang lebih susah,” kadang suka dianggep sebagai ‘kalimat motivasi’.
Emang bukan perbandingan apel ke apel (gw ngomongin soal orang menghadapi masalah, Jojo ngomongin soal taraf kesuksesan,) tapi buat gw, inti yang disampaikan di situ — hidup jalannya beda-beda — kepake juga sih di gimana kita ngadepin masalah kita dan/atau ngadepin temen/keluarga kita yang sedang menghadapi masalah mereka.
Gw jadi bertanya-tanya lagi; ini mirip ga sih dengan situasi ketika kita berusaha memotivasi anak-anak atau adek-adek kita dengan ucapan, “belajar yang rajin, biar ga jadi tukang sapu jalanan”?
Emangnya pekerjaan jadi tukang sapu itu rendah ya? Liat itu Pasukan Oranye di DKI Jakarta. Mereka itu pahlawan dan dielu-elukan banyak orang Jakarta. Adek gw cerita, di deket kos-kosan dia dulu itu selokannya kotor dan bau banget. Satu hari dia lewat, itu selokan udah bersih dan sampah yang biasanya menyumbat selokannya juga udah ga ada.
”Siapapun yang bersihin,” kata adek gw, “pengen gw peluk dan gw mau sungkem. It takes special kind of brave soul to go down into the ditch and selflessly cleaning up it all.”
Coba kalo ga ada tukang sampah, tukang bersih-bersih, atau tukang sapu di jalan. Modar kita semua.
Balik ke soal menghadapi teman atau keluarga yang sedang tertekan.
Mungkin, mungkin ya, bisa dengan ucapan, “ada orang yang juga mengalami depresi/masalah yang sama dengan lu, dan mereka bisa bangkit lagi. Lu juga bisa bangkit lagi, malah siapa tau lu bisa nemu support group.
“We are all the heroes of our own stories, and on of the arts of perspective is to see yourself small on the stage of another’s story, to see the vast expanse of the world that is not about you, and to see your power, to make your life, to make others, or break them, to tell stories rather that be told by them.”
Udah beberapa hari ini, matahari jamnya lebih lama (lebih lama siang dibanding malam) — mungkin karena memang pengaruh musim panas di belahan bumi utara.
Udara juga lebih sering lembab (bahasa Jawanya, “sumuk”.) Tapi matahari mentereng begini ya kesukaan mayoritas tanaman gw, hahaha.
Itu tanaman kaktus di pojok kiri bawah udah kesempitan potnya, hahaha. Udah musti ganti pot/repotting.
Kapan hari di Twitter kan sempet rame sebuah utas/thread soal old money, alias orang kaya yang… Kaya dari sononya. Beda dengan OKB, Orang Kaya Baru, biasanya “uang lama” ini usahanya udah dimulai puluhan atau ratusan tahun yang lalu, seringnya bermula dari perdagangan atau perbankan, perusahaannya sudah dipegang entah berapa generasi, dan mayoritas anggota keluarga mereka jarang diliput media/privasinya tinggi. Ada yang diliput media, tapi ga semua/sak keluarga.
OKB? Yah, gitu lah, hehehe.
Hehehe.
BTW, gw lagi keliaran di Reddit kan, di thread “what is the most outrageous money you have witnessed in your own eyes?”
Gw ketik ulang salah satu komentar, siapa tau yang di Indonesia ada yang ga pake VPN dan Reddit masih diblok.
”In Las Vegas in 2000 at the Bellagio I watched a guy walk up to a high roller blackjack table. He was being followed by a security guard and some guy in a suit carrying what we guesstimated at about $300k in chips. He sat and played blackjack by himself. We watched for about 45 minutes and he had already lost over $150k…never once showed any emotion.
No clue who the guy was, he was dressed like a stereotypical white grandpa in jean shorts, a polo shirt, and white new balance tennis shoes.”
Nah, di bawah komen ini, ada yang komentar, “money talks, but wealth whispers.”
Gw jadi keinget topik uang lama dan uang baru itu, hahaha.
Kalo baru punya uang saja, ya biasanya ada keinginan untuk menunjukkan/pamer kan? Ada… Apa ya, semacam keinginan (normal dan manusiawi) untuk meminta pengakuan dari orang sekitar. Menunjukkan, “nih, saya mampu, saya bisa.”
Tapi setingkat di atas itu, ada kekayaan yang melebihi uang; sumbernya si uang itu. Wealth. Gw ga tau gimana ngomongnya, hahaha. Intinya, kalo uang itu ya cepet abis blas ilangnya. Sementara kekayaan itu… Ada banyak bentuknya. Kalo dari segi material ya bisa dalam bentuk investasi, simpanan, koleksi, aset, dan segala macemnya.
Nah, kekayaan ini lah yang, kalo emang orangnya udah tau, “oh gw emang mampu kok, ga usah lah ditunjukin,” ya ga akan ditunjukin.
Kok gw jadi bingung sendiri gw ngomong apaan sih hadeh.
Gini.
Temen gw pernah komentar, waktu lagi rame uang lama – uang baru itu.
”Coba lah liat akun Instagram penerus grup Salim itu, hahaha. Ga keliatan kalo dia dari old money.”
Dan emang iya.
Gw follow beliau ini di Instagram kan karena komentar temen gw itu; dan emang minim (atau malah ga pernah?) nunjukin barang-barang pribadi dia dengan tempelan merek luar negeri. Tapi kalo ngeliat sehari-hari dia di Instagram dan Instagram Stories, macem ikut konferensi nganu, jadi pembicara di seminar nginu, ketemu sama komunitas itu, keliatan kalo beliau ini jaringannya GEDE BANGET. Mungkin yang ditunjukin itu juga macem 0.005% dari skala bisnisnya dia.
Wealth whispers.
Bukan berarti kita (“kita”???) kaum missqueen ini hanya bisa meratapi ke-missqueen-an kita ya, hahaha. Malah ada ucapan orang tua toh, “jangan ngomong ga punya uang. Ga punya uang beneran, baru tau kamu.” Berucap dan berharap itu ya yang baik-baik. Bisa bilang, “iya lah, gw miskin soalnya belum mampu nyekolahin anak-anak kurang mampu sampe kuliah; tapi Insya Allah gw kaya karena mampu urunan untuk kurban Idul Adha/ikut bakti sosial di gereja/gabung komunitas kemanusiaan.”
Gw rasa, itu arti kekayaan sebenernya. Syukur-syukur Alhamdulillah kita semua bisa mempunyai kekayaan materi sehingga bisa membantu orang lain gapake mikir, ya nggak?
Udah beberapa hari ini gw ngikutin berita penyelamatan tim sepak bola U-16 Wild Boars Thailand beserta pelatih mereka, coach Ek. Astaganagadragon sekali-sekalinya gw baper soal misi penyelamatan atau pasca-bencana alam itu ya ini dan waktu tsunami Jepang tahun 2011.
Hari apa tuh ya yang anak-anak itu mulai dibantu evakuasi dari dalam gua? Minggu? Nah iya, Minggu. Itu kalo ga salah dimulainya tengah malam kan. Aduh, gw udah lah baper ya kepikiran itu pasti dingin, hujan lebat, basah kuyup, malem-malem pula udah ngantuk, huhuhu. Waktu berlanjut ke penyelamatan hari kedua, itu gw udah spaneng sejak pagi; ga kebayang gimana kondisi empat anak beserta coach Ek yang masih di dalam gua. Gw kepikirannya, selama misi dua hari itu selalu empat anak yang dikeluarkan. Nah ini nyisa lima anak, kira-kira oksigennya cukup ga, energinya masih ada ga, bakal bahaya ga soalnya udah sering hujan lebat. Alhamdulillah, kemarin sore empat anak beserta coach Ek sebagai kloter terakhir udah berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.
Gw selalu nangis setiap baca berita atau nonton video yang berkaitan dengan misi penyelamatan Tham Lang itu. Luar biasa banget soalnya; kok ya Thailand itu sak negara bisa tetep tenang dan tabah ngejalaninnya. Belum lagi kisah para sukarelawan dan tim pendukung untuk pasukan penyelamat. Bahkan bantuan yang dianggap “kecil” seperti nyuci baju.
Gimana ya, pada welas asih gitu lho. Selfless. Itu sak negara mayoritas orang-orangnya pada jelmaan Buddha semua apa gimana.
Bahkan selepas proses evakuasi pun, tim pompa air memutuskan untuk tetap tinggal di lokasi dan membantu memompa air dari sawah petani yang kebanjiran. Gilak. Pengen sungkem satu-satu ke para anggota tim ini.
Ada yang nulis di Twitter, “Thailand moves heaven and earth to save their children.” Itu favorit banget asli. Menggerakkan surga dan dunia.
Tentu saja, misi penyelamatan Tham Lang ini mempunyai tempat khusus untuk mengenang almarhum Saman Gunan.
I promised myself not to cry (anymore!) whenever Mr. Gunan’s name being mentioned, but I guess the resistance is futile.
Ya Allah. Cirambay atuh laaaaaah. Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Insya Allah anak-anak Wild Boars dan coach Ek menjalani hidup yang hebat, yang semangat, dan bahagia.
Gw suka banget sama karikatur dan ilustrasi untuk menyemangati misi penyelamatan ini. Favorit gw itu gambar-gambar babi hutan (wild boar), hahaha. Selalalu ada babi hutan yang agak gede, menggambarkan coach Ek.
Alhamdulillah, semua anak beserta coach Ek selamat. Gw salut banget asli mereka ini ya, rata-rata ga bisa berenang, musti belajar menyelam dalam waktu 5 jam dan ngelewatin medan gua yang edan sempitnya. Ada yang sempet komentar di Twitter, “katanya di kloter terakhir itu anak-anaknya musti minum obat penenang ya? Buat apaaaa???”
Gw yang emosi jiwa.
EH.
TOLONG YA.
KALO GW YANG KEJEBAK DI SITU, UDAH BUKAN PAKE OBAT PENENANG LAGI.
BIUS GAJAH NOK SAK CHIANG MAI TEMBAKIN KE GW.
Gw lahiran bocah aja musti pake oxytocin; lah ini anak-anak kejebak di gua selama dua minggu lebih maliiiiiiih.
Gw pernah ke Cu Chi Tunnel; jaringan terowongan dan gua bawah tanah yang dibangun oleh penduduk dan tentara Vietnam saat perang melawan Amerika Serikat. Itu gw di dalem terowongannya aja sampe megap-megap dan panik; padahal itu terowongan ibaratnya masih bisa jalan sambil membungkukkan badan atau merangkak. Lah gua Thang Lam? Lu berenang bawah air dengan visibilitas nol persen? Cuma bisa kedengeran suara nafas? SEJAUH EMPAT KILOMETER?
Kalo gw yang musti diselamatin, bakal minta bius total dulu ajalah; daripada gw jejeritan di gua saking paniknya dan bikin susah orang. Jangan-jangan, tiga minggu penyelamatan itu bisa dua setengah minggu abis buat nenangin gw karena gw nangis-nangis histeris di dalam gua.
Itu anak-anak bahkan diajari meditasi oleh coach Ek sehingga mereka bisa tetap tenang dan bertahan hidup. Waktu liat video detik-detik penyelam Inggris menemukan mereka, ya gw nangis.
Lalu ketika media rilis video anak-anak yang sudah berselimutkan selimut darurat; masih bisa memberi salam dan mengenalkan diri sambil tersenyum. NAAAAAK, HATI TANTE TERHARU BANGET, NAAAAAK.
Ya Allah. Semoga anak-anak Wild Boars, coach Ek, beserta segenap sukarelawan, Thai Navy SEAL, dan petugas semua-semuanya mendapatkan kebahagiaan, kehidupan yang baik dan hebat.
May all things kind and beautiful always within your reach.
Dan tidak lupa juga, semoga anak-anak di luar sana mendapatkan hak mereka untuk hidup baik dan hidup terhormat.