Tulisan ini idenya sebenernya baru saja, setelah saya membaca sebuah tulisan di blog yang sudah lama saya ikuti; ‘Honestly‘.
Jenny ini adalah salah satu blogger yang cukup lama nulis, dan saya mengikuti dia dari tahun… 2003? 2004?
Dan saya sepertinya berbagi perasaan yang sama dengan Jenny untuk soal blog ini, hahaha. Kita ngeliat bahwa kegiatan ngeblog di kalangan awam udah ga semasif dulu. Saya inget banget waktu saya masih kuliah S1, tahun 2003-2004, saya salah satu yang suka ngeblog. Bisa sampe malem-malem di laboratorium kampus (karena saya nggak punya koneksi Internet di kos) hanya untuk ngeblog dan browsing. Ngeblog bisa sampe 2-3 post per hari, dan ganti desain layout bisa setiap minggu. Salah satu dosen saya nanya, “buat apa sih ngeblog? Itu bukannya kaya ngebiarin orang lain baca buku harian kamu ya?” dan saya saat itu menjelaskan bahwa ngeblog itu memang bercerita kegiatan sehari-hari atau perasaan sehari-hari, tapi toh sudah difilter duluan di otak. Untuk saya, ngeblog itu seperti terapi. Ngeblog juga ngebantu saya, mahasiswa Marketing Manajemen, untuk menulis paper saya “sedikit” lebih rapi dan menggunakan kalimat yang bervariasi. Ngeblog juga membantu saya belajar bahasa Inggris di luar kelas. Ngeblog juga membantu saya belajar HTML dan CSS, hahahaha.
Blog jaman tahun 2003-2007 itu sedang lucu-lucunya. Dibandingkan sekarang dengan dunia blog yang sudah banyak blogger profesional, jaman itu belum banyak yang profesional. Lebih banyak anak-anak sekolahan dan kuliahan yang curhat di Internet, hahaha. Dan desain blog saat itu sangat bervariasi. Mungkin karena blogging platform saat itu lebih “kosong”, jadi bahkan Blogger pun belum punya standar apa-apa. Hanya satu layar kosong tinggal diutak-atik HTML dan CSS-nya. Yang kursor diganti dari anak panah jadi seperti tanda plus lah, tulisan bisa warna-warni seperti pelangi lah, efek marquee lah (HAHAHAHAHA) Sekarang, sedikit lebih sulit karena ada script macam-macam.
Sekarang, dunia blogging lebih pendiam. Seinget saya, udah nggak banyak yang ngeblog juga. Ada yang masih rutin, tapi tidak sebanyak lalu (dan saya termasuk yang sering banget absen).
Alasannya kenapa, saya rasa mungkin di komunitasnya. Yang membuat sebuah industri bertahan itu biasanya komunikasi di dalam; dan dunia blog yang komunikasinya ditopang oleh commenting system, sekarang sudah bergeser ke social media. Twitter, Facebook, Tumblr, Instagram… Dan social media ini memberikan akses ke informasi dan komunikasi lebih cepat, lebih singkat, dan lebih mudah.
Tumblr deh misalnya. Saya bisa ngeliat teman saya ngepost soal film Deadpool yang bakal rilis tahun 2016 langsung di Dashboard saya, dan saya bisa langsung reblog dan memberikan komentar. Nggak perlu pindah halaman. Dan social media ini memberikan, apa ya, “kemudahan” dari segi konten yang nggak perlu panjang. Bisa gambar aja, bisa audio aja, bisa teks aja. Saya rasa ini yang WordPress pengen capai dengan format post yang bisa berbeda-beda. Tapi mungkin udah keburu kecetak di kepala bahwa “blog harus panjang dan lebih banyak teks” sehingga berkesan bahwa blog ini kaya kakak kelas kita yang kelewat serius. Dan ini juga yang ngebikin fitur Reader di app WordPress for iOS agak terhambat karena sudah keburu berpikir “blog harus serius”. Jadi lah blog yang nongol di Reader saya isinya serius semua (atau saya yang selama ini salah follow? Hihi.)
Dan konten social media biasanya lebih singkat. Kalo membaca blog kita harus siap mental dengan “membaca tulisan panjang” (seperti tulisan ini, hahaha), kalo membaca status di social media itu bisa hanya selewat saja. Entah ya, itu hal yang bagus atau nggak. Saya sendiri ngerasa, dan jujur saya rasanya kok berdosa ya nggak menyempatkan waktu untuk membaca dengan baik.
Untuk Blogger… Sudah lah. Rada lost cause itu satu semenjak dibeli Google dan mulai mandeg tahun 2011-an. Agak sayang karena sebenernya masih banyak pengguna yang setia di Blogger, tapi pihak Blogger sendiri ga berkembang atau membuat fitur baru.
Apakah dunia blogging akan kembali rame seperti tahun 2003-2009? Saya sih sebenernya berharap semoga saja. Mulai kembali rame dengan konten-konten random dan tulisan-tulisan yang membuat saya (dulu) selalu berpikir, “ih, blognya udah diupdate lagi! Ambil kopi dulu buat nemenin baca-baca.”
Harus dimulai oleh saya sendiri yang jelas, hahaha.
One response to “Dunia Blog”
aku sih masih ngeblog buat ngeshare cerpen-cerpen. sayang soalnya kalo cuman dipendem aja di hardisk doang.
udah ga pernah diterbitin jadi buku, masa iya dibiarin berjamur di dalam hardisk.
*sambil terusin bedoa supaya kelak ada penerbit yang nekat buat nerbitin kumpulan cerpennya*