Ketika saya share video ini di akun Twitter saya kemarin, teman saya — Jensen — yang kebetulan berdomisili di Papua berkomentar bahwa isu ras Piet Hitam nggak jadi fokus utama di Papua. “Sebab utamanya karena Papua itu memang daerah kulit hitam,” tulis Jensen, “yang dikhawatirkan justru malah kalau Piet Hitam ini traumatis untuk anak-anak karena menakutkan, hahaha.”

Teman saya, Nat, juga berkomentar hal yang sama. “Aku lebih ngeri soalnya Piet Hitam itu kaya bad cop gitu kan. Memukul dan masukin anak-anak nakal ke karung terus melotot-melotot gitu sambil diem aja, hahaha.”

Isu ras ini memang sangat sensitif dan fluid (saya nggak nemu padanan katanya dalam bahasa Indonesia) — apa yang dianggap menyinggung/offensive di negara atau budaya lain, dianggap baik-baik saja atau malah diterima oleh negara atau budaya lainnya lagi. Begitu pula sebaliknya kan.

Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.

Get new post delivered directly to you!

Enter your email to subscribe!

Continue reading